Manajemen perlu memantau tanda-tanda perundungan di tempat kerja dan mengambil tindakan tegas untuk menangani kasus-kasus tersebut, termasuk memberikan sanksi yang jelas bagi pelaku perundungan.
e. Keseimbangan antara Tuntutan dan Dukungan
Pastikan bahwa karyawan tidak hanya diberikan target yang tinggi, tetapi juga dukungan yang memadai, baik dari segi sumber daya maupun bimbingan, untuk membantu mereka mencapai tujuan tanpa merasa kewalahan.
Dengan menciptakan lingkungan kerja yang lebih mendukung dan kurang kompetitif secara destruktif, organisasi dapat mengurangi risiko perundungan dan menjaga kesejahteraan mental serta produktivitas karyawan.
4. Diskriminasi
Diskriminasi berdasarkan ras, gender, agama, atau orientasi seksual merupakan salah satu penyebab utama perundungan di tempat kerja. Ketika individu dihadapkan pada perlakuan yang tidak adil atau prejudis berdasarkan identitas atau karakteristik mereka, hal ini dapat menciptakan lingkungan yang merugikan dan penuh dengan ketidakadilan. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana diskriminasi tersebut dapat memicu perilaku perundungan:
a. Menciptakan Lingkungan yang Tidak Inklusif
Diskriminasi yang terjadi di tempat kerja menciptakan atmosfer di mana beberapa karyawan merasa tidak diterima atau dihargai. Ketika individu dari kelompok tertentu merasa terasing, mereka mungkin menjadi target perilaku perundungan dari rekan kerja yang merasa lebih unggul atau berkuasa. Hal ini menciptakan lingkaran setan di mana diskriminasi dan perundungan saling memperkuat. Contoh: Seorang karyawan dari ras minoritas yang merasa tidak diperhatikan atau dihargai di timnya mungkin mengalami perundungan berupa sindiran atau ejekan dari rekan kerja lainnya.
b. Menumbuhkan Perasaan Superioritas
Diskriminasi dapat menyebabkan perasaan superioritas di kalangan individu yang dianggap "dominan" berdasarkan ras, gender, atau agama. Rasa superioritas ini dapat memicu perilaku agresif terhadap individu dari kelompok yang berbeda, yang sering kali muncul dalam bentuk perundungan. Karyawan yang merasa lebih berkuasa mungkin merasa berhak untuk mempermalukan atau merendahkan mereka yang dianggap berbeda. Contoh: Seorang manajer yang memiliki prasangka terhadap karyawan perempuan mungkin secara aktif merendahkan kontribusi mereka dalam rapat, menciptakan suasana di mana karyawan tersebut merasa terintimidasi.
c. Mendorong Stigma dan Stereotip Negatif