Karyawan yang merasa bahwa posisi mereka di tempat kerja terancam sering kali mengalami peningkatan stres, yang dapat mengarah pada perilaku defensif dan bahkan agresif terhadap rekan kerja. Kekhawatiran tentang keamanan pekerjaan sering kali memicu kecemburuan, persaingan yang tidak sehat, dan upaya untuk melemahkan orang lain dalam upaya melindungi diri mereka sendiri dari pemecatan atau penurunan jabatan. Contoh: Dalam situasi di mana pemotongan anggaran atau PHK diumumkan, karyawan mungkin berusaha untuk menghalangi kemajuan rekan kerja mereka atau menyebarkan rumor yang merusak agar dapat bertahan.
h. Kurangnya Kesempatan Pengembangan Diri
Lingkungan kerja yang tidak memberikan kesempatan bagi karyawan untuk berkembang atau meraih kesuksesan dapat menciptakan perasaan frustrasi, yang dapat berujung pada perundungan. Ketika karyawan merasa terjebak atau tidak dapat maju, mereka mungkin mulai melampiaskan ketidakpuasan mereka pada rekan kerja atau bahkan bawahan, menciptakan dinamika perundungan sebagai cara untuk melepaskan frustrasi. Contoh: Seorang karyawan yang merasa kariernya stagnan mungkin mulai meremehkan atau merundung karyawan baru yang terlihat berpotensi lebih cepat berkembang, sebagai cara untuk mempertahankan posisi mereka.
Untuk mencegah perundungan di lingkungan kerja yang stres dan kompetitif, organisasi perlu mengambil langkah-langkah proaktif:
a. Budaya Kerja yang Inklusif dan Kolaboratif
Mendorong budaya kerja yang menghargai kolaborasi, bukan kompetisi yang berlebihan, dapat mengurangi tekanan yang dirasakan karyawan dan mencegah perilaku perundungan.
b. Pelatihan Manajemen Stres
Memberikan pelatihan untuk membantu karyawan dan manajer mengelola stres secara efektif dapat membantu mencegah perilaku negatif yang muncul akibat tekanan berlebihan.
c. Dukungan Psikologis
Menyediakan akses ke layanan dukungan emosional, seperti konseling atau program bantuan karyawan, bisa membantu karyawan mengatasi stres dan menghindari perilaku merugikan.
d. Pemantauan dan Tindakan Tegas