Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jerat Senja di Negeri Para Bedebah

3 Maret 2024   14:11 Diperbarui: 3 Maret 2024   14:11 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja setuju. Dia teringat rumah kontrakan milik pamannya yang terletak di pinggiran kota. Tempat itu sepi dan jauh dari keramaian, cocok untuk bersembunyi sementara waktu. Mereka berdua pun membersihkan barang-barang mereka dan bergegas menuju rumah kontrakan paman Senja. Perjalanan mereka diwarnai dengan ketegangan. Senja terus-menerus melirik ke kaca spion, khawatir ada yang mengikuti mereka. Sesampainya di rumah kontrakan, Senja dan Bara langsung beristirahat. Mereka lelah, baik secara fisik maupun mental. Namun, di tengah kelelahan itu, harapan masih berkobar di benak mereka. Mereka percaya, dengan bantuan Aruna, mereka bisa membongkar kedok Bagas Wijaya dan membawa sang menteri korup itu ke meja hijau.

"Jangan khawatir, Senja," bisik Bara sebelum tertidur. "Kita akan memenangkan pertarungan ini."

Senja mengangguk pelan, genggaman tangannya semakin erat. Mereka berdua bagaikan pejuang yang terluka, namun tak pernah menyerah. Mereka akan terus berjuang, meskipun jalan mereka terjal dan penuh bahaya.

Bab 4: Sinar Harapan di Tengah Kegelapan

Sinar mentari pagi perlahan menyelinap masuk melalui jendela rumah kontrakan yang sederhana. Senja terbangun, kepalanya masih terasa berat akibat kurang tidur. Namun, rasa penasaran segera menguasai dirinya. Dia meraih ponselnya dan langsung mengecek pesan dari Aruna.

Hatinya berdebar saat melihat pesan masuk dari sang mantan peretas. "Data berhasil dipulihkan," tulis Aruna singkat.

Senja bersorak kegirangan. Dia membangunkan Bara yang masih tertidur pulas. "Bara, bangun! Aruna berhasil!"

Bara langsung terlonjak bangun, matanya berbinar mendengar kabar tersebut. "Benarkah?"

Senja mengangguk antusias, lalu menunjukkan pesan dari Aruna. Keduanya pun segera membuka laptop dan memasukkan flashdisk. Data-data yang hilang, termasuk berita Senja tentang persidangan Bagas, semuanya kembali seperti semula.

"Syukurlah," gumam Bara lega. "Aruna memang luar biasa."

Senja segera membuka file beritanya dan mulai membacanya dengan seksama. Dia memastikan tidak ada satupun detail yang terlewat. Setelah dirasa cukup, dia langsung mengirimkannya ke editornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun