Senja setuju. Dia teringat rumah kontrakan milik pamannya yang terletak di pinggiran kota. Tempat itu sepi dan jauh dari keramaian, cocok untuk bersembunyi sementara waktu. Mereka berdua pun membersihkan barang-barang mereka dan bergegas menuju rumah kontrakan paman Senja. Perjalanan mereka diwarnai dengan ketegangan. Senja terus-menerus melirik ke kaca spion, khawatir ada yang mengikuti mereka. Sesampainya di rumah kontrakan, Senja dan Bara langsung beristirahat. Mereka lelah, baik secara fisik maupun mental. Namun, di tengah kelelahan itu, harapan masih berkobar di benak mereka. Mereka percaya, dengan bantuan Aruna, mereka bisa membongkar kedok Bagas Wijaya dan membawa sang menteri korup itu ke meja hijau.
"Jangan khawatir, Senja," bisik Bara sebelum tertidur. "Kita akan memenangkan pertarungan ini."
Senja mengangguk pelan, genggaman tangannya semakin erat. Mereka berdua bagaikan pejuang yang terluka, namun tak pernah menyerah. Mereka akan terus berjuang, meskipun jalan mereka terjal dan penuh bahaya.
Bab 4: Sinar Harapan di Tengah Kegelapan
Sinar mentari pagi perlahan menyelinap masuk melalui jendela rumah kontrakan yang sederhana. Senja terbangun, kepalanya masih terasa berat akibat kurang tidur. Namun, rasa penasaran segera menguasai dirinya. Dia meraih ponselnya dan langsung mengecek pesan dari Aruna.
Hatinya berdebar saat melihat pesan masuk dari sang mantan peretas. "Data berhasil dipulihkan," tulis Aruna singkat.
Senja bersorak kegirangan. Dia membangunkan Bara yang masih tertidur pulas. "Bara, bangun! Aruna berhasil!"
Bara langsung terlonjak bangun, matanya berbinar mendengar kabar tersebut. "Benarkah?"
Senja mengangguk antusias, lalu menunjukkan pesan dari Aruna. Keduanya pun segera membuka laptop dan memasukkan flashdisk. Data-data yang hilang, termasuk berita Senja tentang persidangan Bagas, semuanya kembali seperti semula.
"Syukurlah," gumam Bara lega. "Aruna memang luar biasa."
Senja segera membuka file beritanya dan mulai membacanya dengan seksama. Dia memastikan tidak ada satupun detail yang terlewat. Setelah dirasa cukup, dia langsung mengirimkannya ke editornya.