Senja dan Bara saling pandang, rasa putus asa mulai menyelimuti mereka. Mereka sadar, mereka telah dijebak.
"Siapa yang membocorkan keberadaan kita dan memalsukan bukti?" bisik Bara.
Senja tak bisa menjawab. Pikirannya kalut, mencari tahu siapa di antara mereka yang bisa tega mengkhianati mereka.
Saat Senja dan Bara ditahan di sel tahanan yang sempit, ingatan Senja tiba-tiba terlintas pada perkataan Eyang. "Meskipun jalan yang kalian tempuh berat, jangan pernah menyerah. Kebenaran harus ditegakkan, apapun resikonya."
Senja mengepalkan tangannya, tekadnya kembali berkobar. Dia tidak boleh menyerah. Dia harus mencari cara untuk membuktikan bahwa mereka dijebak dan membersihkan nama baiknya.
"Kita tidak bisa menyerah, Bara," bisik Senja. "Pasti ada jalan keluar dari sini. Kita harus mencari tahu siapa pengkhianatnya."
Bara mengangguk, matanya menatap ke depan dengan penuh keyakinan. "Kita akan melawan. Kita tidak akan membiarkan mereka menang."
Di dalam sel yang sunyi itu, Senja dan Bara mulai menyusun rencana. Mereka harus memutar otak, mencari celah untuk keluar dari jeratan yang dibuat oleh Bagas dan para pengkhianat. Perjuangan mereka masih jauh dari kata selesai. Mereka baru saja memasuki babak baru yang penuh dengan ketegangan dan pengkhianatan.
Bab 6: Balada Sang Pengkhianat
Senja dan Bara terkurung di sel tahanan yang pengap. Sinar matahari masuk melalui celah jendela yang sempit, menyisakan bayangan kelam di sebagian besar ruangan. Rasa sesak dan ketidakpastian menyelimuti mereka, bagaikan awan gelap yang menggelayuti masa depan.
"Siapa yang tega mengkhianati kita?" gumam Senja, suaranya lirih.