Mereka berdua sama-sama curiga, kemunculan kembali artikel-artikel Senja secara tiba-tiba di media online pasti ada campur tangan Aruna. Meskipun Aruna berkhianat, Senja dan Bara menduga sang mantan peretas itu masih menyimpan rasa iba dan ingin membantu mereka secara diam-diam. Suatu pagi, saat Senja dan Bara sedang berbincang, pintu sel terbuka. Seorang sipir penjara masuk bersama seorang pria berpakaian jas.
"Senja Permata dan Bara Wijaya?" tanya pria berjas itu.
Senja dan Bara saling pandang, penasaran.
"Saya pengacara baru kalian," lanjut pria itu, mengulurkan tangannya. "Nama saya Daniel Utama."
Senja dan Bara berjabat tangan dengan pengacara baru mereka. Daniel menjelaskan bahwa dia ditunjuk oleh LBH (Lembaga Bantuan Hukum) untuk mendampingi mereka di persidangan.
"Saya sudah mempelajari kasus kalian," ujar Daniel. "Ada kejanggalan pada rekaman CCTV yang dijadikan bukti oleh pihak Bagas. Saya akan berusaha membuktikan rekaman itu palsu di persidangan."
Senja dan Bara bersorak kegirangan. Kehadiran pengacara profesional seperti Daniel membuat mereka semakin optimis bisa memenangkan persidangan. Hari persidangan pun tiba. Suasana ruang sidang kembali dipenuhi oleh pengunjung. Daniel dengan sigap mengajukan berbagai pertanyaan kepada saksi-saksi yang dihadirkan pihak Bagas.
"Menurut Anda, apakah rekaman CCTV ini asli?" tanya Daniel kepada ahli IT yang dihadirkan pihak Bagas.
Ahli IT tersebut tampak ragu-ragu. "Berdasarkan pengamatan awal, ada beberapa kejanggalan pada format video..."
Daniel memanfaatkan keraguan tersebut. "Bisakah Anda jelaskan lebih detail?"
Ahli IT tersebut pun menjelaskan kejanggalan-kejanggalan yang ditemukannya pada rekaman CCTV. Penjelasan tersebut menguatkan dugaan bahwa rekaman itu memang telah diedit untuk menjebak Senja dan Bara. Pihak Bagas mulai terdesak. Pengacara Bagas berusaha membela diri, namun argumennya lemah dan tidak bisa mematahkan bukti-bukti yang diajukan oleh Daniel. Setelah persidangan yang berlangsung selama berjam-jam, hakim akhirnya menjatuhkan vonis.