Bagas yang selama ini merasa tak tersentuh hukum, mulai panik. Dia mengerahkan segala cara untuk menutupi jejak kejahatannya. Namun, usaha Bagas sia-sia. KPK yang sudah mengantongi bukti-bukti kuat, akhirnya menetapkan Bagas Wijaya sebagai tersangka kasus korupsi. Berita penangkapan Bagas Wijaya menjadi headline di berbagai media massa. Masyarakat bersorak sorai menyambut kejatuhan sang menteri korup tersebut.
"Senang sekali akhirnya Bagas ditangkap," ucap Senja saat berbincang dengan Bara di sebuah kedai kopi.
"Ya, ini semua berkat kerja keras kita dan dukungan banyak pihak," timpal Bara.
Senja menyesap kopinya pelan-pelan. "Tapi perjuangan kita belum selesai, Bara. Masih banyak koruptor di luar sana yang merugikan rakyat."
Bara mengangguk setuju. "Kita harus terus berjuang untuk membongkar praktik korupsi di negeri ini."
Beberapa bulan kemudian, persidangan Bagas Wijaya pun digelar. Jaksa penuntut umum membacakan dakwaan, menuduh Bagas melakukan korupsi dan pencucian uang. Selama persidangan, Bagas terus mengelak dari tuduhan. Namun, bukti-bukti yang diajukan oleh KPK dan kesaksian dari para saksi, membuat Bagas terpojok. Setelah melalui persidangan yang panjang, hakim akhirnya menjatuhkan vonis. Bagas Wijaya dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dan denda miliaran rupiah. Senja dan Bara yang hadir di ruang sidang saat pembacaan vonis, merasa lega dan bersyukur. Keadilan pada akhirnya ditegakkan.
"Bagas pantas menerima hukuman itu," ucap Senja kepada Bara.
"Semoga ini menjadi pelajaran bagi para koruptor lainnya," timpal Bara.
Senja dan Bara pun keluar dari ruang sidang dan disambut oleh kerumunan wartawan.
"Senja, bagaimana perasaan Anda setelah melihat Bagas dijatuhi hukuman?" tanya seorang wartawan.
Senja tersenyum. "Perasaan saya lega dan bersyukur. Ini membuktikan bahwa hukum masih ada di negeri ini."