Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hutang Kursi, Gila Kekuasaan: Kisah Tragis Seorang Caleg Gagal

26 Februari 2024   19:50 Diperbarui: 26 Februari 2024   20:00 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
images.kontan.co.id

Linda mengangguk berkali-kali. "Iya, Yah. Ayah tenang saja. Ibu akan jaga Karin."

Hari-hari berlanjut. Linda terus berjualan nasi pecel, di sela-sela waktunya ia belajar tentang kesehatan mental dan cara merawat orang dengan gangguan jiwa. Ia tak ingin suaminya kembali kambuh.

Suatu hari, saat Linda sedang berjualan, ia didatangi Anton. Anton tampak lebih tua dan kurus dari terakhir kali mereka bertemu.

"Bu Linda," sapanya dengan suara lirih. "Maafkan saya atas semua yang terjadi. Saya baru tahu kondisi Pak Bagus dan... saya ingin membantu."

Linda terdiam, ia tak yakin dengan perkataan Anton. Namun, melihat raut penyesalan di wajah Anton, ia luluh. Ia menceritakan perjuangannya selama ini, dan Anton mendengarkan dengan penuh perhatian.

"Saya tahu saya tidak bisa mengembalikan semuanya, Bu," kata Anton kemudian. "Tapi, izinkan saya membantu biaya pengobatan Pak Bagus."

Linda tertegun. Ia tak menyangka Anton akan menawarkan bantuan. Setelah menimbang sejenak, Linda akhirnya menerima tawaran tersebut. Ia sadar, ia tak bisa selamanya berjuang sendirian.

Bantuan Anton sedikit meringankan beban Linda. Perlahan, kondisi Bagus semakin membaik. Ia mulai bisa diajak bicara dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Meski jalan masih panjang, Linda tak lagi merasa sendirian. Ia bersyukur atas kehadiran Anton dan bertekad untuk terus berjuang demi kesembuhan Bagus dan masa depan keluarganya.

Mimpi buruk akibat ambisi kekuasaan memang telah menghancurkan segalanya. Namun, di tengah puing-puing kehancuran tersebut, masih ada harapan untuk bangkit dan membangun kembali kehidupan yang lebih baik.

Bab 5: Rumah Tanpa Tembok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun