Chapter 2: Hasrat dan Karya
Lima bulan lalu, terdapat sebuah rumah kecil yang berada di pinggir sebuah sungai. Disana hiduplah seorang gadis beserta kedua orang tuanya. Kehidupan mereka sangatlah sempurna. Dengan kerja keras sang ayah dan juga keteguhan ibu dalam mengurus rumah membuat keluarga mereka seakan-akan keluarga terbaik di dunia.
Semua berjalan dengan lancar dan gembira, hingga suatu saat. Sudah lebih dari tiga hari semenjak sang ayah pergi bekerja namun belum pulang juga. Kondisi saat itu semakin kelam saat terdengar desus bahwa ayah mereka kabur dengan seorang wanita muda ke kota. Mengetahui hal tersebut tentu membuat sang ibu syok dan melampiaskan amarahnya ke gadis kesayangannya.Â
Suatu saat, pukul 13.50, sesampainya gadis tersebut di rumah. Di hadapannya terdapat sebuah mayat menggantung dengan tali rapia mengitari lehernya. Mayat tersebut tak lain ialah ibunya sendiri. Dengan perginya sang ayah dan meninggalnya sang ibu membuat gadis tersebut tak punya tempat tinggal. Makannya ia berkelana ke kota demi mencari ayahnya dan meminta pertanggungjawabannya.
"Mengapa kau memberi tahuku harus dengan bentuk sebuah narasi?"
"Memangnya gak boleh ya"
"Baiklah sudah kuputuskan. Mulai saat ini kamu akan tinggal bersamaku sampai kau bertemu denga ayahmu nanti!"
Dengan erat kugenggam tangannya dan kubawa ia ke rumahku. Meskipun kecil tapi ini lebih baik daripada tidur di jalanan.
Sesampainya di rumah, ia Nampak tercengang dengan kamarku yang penuh dengan ilustrasi anime dan juga komik-komik. Matanya berkilau seakan-akan melihat sebuah kotak penuh dengan perhiasan.
"Apa kau tertarik dengan hal ini?"
"Hmph.... Tidak kok!" ucapnya sambal memalingkan wajahnya ke kanan.