Sesampainya di Akihabara, aku terkejut dengan antrian panjang yang berada di salah satu toko terkenal di daerah tersebut, yakni Matsuri Comic and Novels. Aku tak sengaja menabrak seorang gadis kecil saat sedang mengantri. Saat aku membantunya berdiri, aku tak sengaja menjatuhkan dompetku. Cover dompetku tertulis Shiro-Sensei, nama penaku. Dia terkejut dan berteriak "Aaaaa..... Shrio-Senseiiiii!"
Seketika semua orang melihat kepadaku. Banyak yang meminta tanda tanganku. Tak kusangka bahwa antrian panjang ini ialah antrian untuk membeli komik terbaruku, Re:Draw. Banyak di antara mereka yang memuji karyaku ini. Dengan jalan cerita yang simpel namun dalam, mereka sangat antusias untuk menyambut kelanjutan komik ini.
"Permisi Shiro-Sensei, bolehkah aku berbicara denganku sebentar?"
"Oh boleh, silah....kan....., Aira!"
"Lama tidak berjumpa, Kak! Heeeh Kakak semakin terkenal ya."
Dia adalah adikku Aira, semenjak kematian kedua orang tua kami, aku yang harus mengurus dia. Sekarang dia sudah menjadi seorang gadis SMA yang pintar, dia tinggal bersama teman-temannya di asrama sekolahnya. Ahh.... sudah berapa lama ya sejak terakhir aku bertemu dia. Aku senang dia sehat-sehat saja.
Kira-kira hubungan Tomioka sama Luna gimana ya. Aku memang belum bisa melupakan Luna, tapi aku akan terus berusaha untuk mendukung mereka dan akan terus mendukung mereka. Meskipun menyakitkan, asalkan dia bahagia........ itu sudah cukup bagiku.
Chapter 5: Kehilangan
Mengapa harus seperti ini. Aku harus berpisah dari seorang lelaki yang aku cintai. Namun harus kulakukan karena ini adalah permintaan terakhir dari ayahku. Sebenarnya aku sudah bertemu dengan ayahku sebulan yang lalu, namun aku tidak berani bilang karena aku masih ingi bersama dia.
"Luna, ayo sini! Kita akan makan malam sebentar lagi."
"Baiklah!'