"Dia bukan pacarku."
"Gak mungkin, dia kan tinggal disini, gak usah bohong lah hahaha."
"huh dia ini cewek yang aku temuin di jalan, dia bilang udah ga punya rumah lagi. Jadi aku ajak kesini aja."
"Benar-benar sifat yang mencerminkan namamu ya."
Terkadang aku bimbang apakah namaku ini menerminkan diriku atau tidak. Saat sedang sik mengobrol tiba-tiba terdengar suara benda pecah. Dengn cepat aku ke dapur dan menemukan bahwa Luna sedang terduduk dengan luka di jarinya.
Dengan sigap aku mengambil tangannya dan menghisap lukanya. Muka Luna tampak begitu merah dan itu sangat lucu. Ternyata ia bisa semanis ini ya.
"Bubuuuuu...... Ternyata kau memang pacaran ya."
"Haaaaaah!"
Aku tidak mengerti kenapa tapi Luna diam membeku tanpa mengatakan sepatah kata apapun. Sejak akaan dia menjadi perempuan yang seperti ini.
Pertama kali kita bertemu, ia adalah perempuan yang sangat cerewet. Tipe tsundere akut. Namun sekarang ia begiu lembut. Kalau begitu alasannya cuman ada satu. Dia ini sedang sakit.
"Kamu gak apa-apa kan?"