"Eh! Marvel! Apa kabar kamu? Sudah lama ibu tidak meneleponmu ya, haha, maafkan ibu ya nak, ibu sibuk akhir-akhir ini" sapa ibu tirinya, Nayla, sembari memeluk anak tirinya tersebut.
Ibu kandung Marvel dan Tio telah tiada beberapa tahun yang lalu. Dan ini yang membuat Marvel bertanya-tanya. Mengapa Nayla ada di rumah ini.
Tio memasang wajah datar sembari melihat adiknya dan Nayla berpelukkan.
"Bagaimana kabar ibu?" tanya Marvel. "Si Julio kemana, bu? Dia sehat juga kan bu?"
"Hahaha, Julio sehat kok, sehat sekali. Dia pasti sedang bersenang-senang" ucap Nayla selalu dengan senyum hangatnya.
"Bersenang-senang dimana, bu?" Aku akan menemuinya. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, aku sangat merindukannya" ucap Marvel.
"Dia sedang bersenang-senang di atas sana, Marvel" ucap Nayla masih dengan senyuman hangatnya.
"Di atas? Di ruang keluarga? Oh dia sedang menonton televisi, ya? Dia kan suka sekali menonton televisi dari dulu" tanya Marvel yang tidak memerlukan jawaban. Marvel segera menuju ruang keluarga setelah menyimpan barang-barang yang dibawanya dari negeri sakura di kamarnya yang sudah lama tidak dia ditempati. "Kamarku tetap bersih dari sebelum aku berangkat ke sana. Tidak ada yang berubah sama sekali. Haha, aduh, aku merindukan diriku yang 'jenius' dulu sedang belajar di meja belajarku itu, haha, nostalgia sekali"
Jarak yang ditempuh Marvel dari pintu depan rumah lalu ke kamarnya lalu ke ruang keluarga lumayan jauh, karena seperti yang kalian tau rumah keluarga Marvel ini tergolong sangat luas. Termasuk rumah terluas dan termewah ke 10 di dunia. "Julio pasti sekarang sudah berumur 14 tahun, atau dia masih 10 tahun, ya?" tanya Marvel kepada dirinya sendiri saat sedang berjalan santai menuju  ruang keluarga yang berada di lantai 3 sebelah timur, sementara kamarnya berada di lantai 2 namun di sebelah barat.
"Julio?"
"Julio?"