Mereka berdua sama-sama kebingungan.
"Kamu nanti malam mau ke gudang itu?" tanya Gree. "Aku ikut ya" katanya.
Lagian juga jika Marvel menolaknya tentu saja Gree akan tetap ikut, jadi percuma saja jika Marvel menolak permintaan Gree itu.
Jam 7 malam pun tiba. Tio mengetuk pintu kamar Marvel. Marvel membuka pintu kamarnya.
"Ayo makan malam, para koki sudah menyiapkan makan malam untuk kita" ucap Tio.
"Baiklah, aku akan segera menyusul ke bawah" jawab Marvel lalu menutup pintu kamar.
"Hah? Kau bercanda! Apa yang kau maksud, kak? Kau akan menikah dengan ibu tiriku? Bu Nayla? Yang benar saja!" protes Marvel. "Apakah itu benar, bu?" tanya Marvel kepada Nayla untuk memastikan.
"Maaf tapi itu benar, Marvel. Ibu harap kamu menyetujui pernikahan ini" ucapnya dengan tampang putus asa yang menjijikan itu.
"Jika kalian meminta izinku, tentu aku larang! Kalian juga tidak memberitahuku Ketika Julio meninggal! Kenapa?! Apa aku sudah tidak dianggap lagi di keluarga ini?! Oh iya! Memang aku sudah tidak dianggap sebagai keluarga bukan? Aku sengaja diasingkan ke negeri sakura dengan embel-embel menuntut ilmu di universitas bergengsi di dunia! Tapi aku bersyukur soal itu, terima kasih masih mau membiayai biaya kuliahku dan biaya hidupku di sana, haha!" Marvel bangkit dari kursinya setelah menimbulkan keributan di meja makan.
"Sebelum itu! Aku juga tau mengapa ayah belum pulang sampai malam ini!" Tio dan Nayla bersamaan menatap Marvel.
"Kalian sengaja mencelakai ayah supaya ayah tidak bisa bertemu denganku selama aku disini, kan?! Tidak usah berbohong! Aku sudah tau siasat busuk kalian berdua!" bentak Marvel seraya meninggalkan ruang makan. "Ibu kandungku juga meninggal gara-gara kalian!" ucapnya pelan.