Marvel sedikit tersadar dan menjatuhkan palu itu sampai timbul suara berdentang seisi rumah. Suara itu memancing kedatangan si psikopat Nayla. Dia jadi dapat mengetahui keberadaan mereka sekarang.
Marvel terjatuh pasrah dan lemah di hadapan kakaknya.
"Aku.. minta maaf" ucap Marvel kepada Tio.
"TIDAK! TIDAK! KAMU TIDAK PERLU MINTA MAAF. KAKAK YANG MEMINTA MAAF SEPENUHNYA SAMA KAMU, INI SEMUA SALAH KAKAK KARENA TELAH MENGHANCURKAN KELUARGA KITA. KAKAK MINTA MAAF, KAKAK PANTAS MATI DEMI MELUNASKAN RASA BALAS DENDAMMU, MARVEL! SALAH KAKAK JUGA KARENA TELAH MEMBIARKAN NAYLA MASUK KE KEHIDUPAN KITA. MAAF KARENA KAKAK SALAH MEMBAWA CALON IBU TIRI KAMU SAAT ITU!"
"LAGI NGOMONGIN APA SIH?! HAHAHAHAHHAHAHAHA!!!" terdengar suara tawa mengerikan di belakang sana. Marvel, Gree, dan Tio menatap seakan-akan menunggu kedatangan suara yang mengerikan itu.
"KALIAN NGOMONGIN AKU YA????!! HAHAHAHHAHAHA!!!" ucap psikopat gila Nayla.
"MENJAUH KAMU DARI MEREKA, NAYLA!!!" teriak Gree.
"JIKA KAMU MAU MEMBUNUH MEREKA, BUNUH SAJA AKU SEBAGAI GANTINYA!!!" teriak Gree demi melindungi Marvel dan Tio.
"HUH?" Nayla memasang muka psikopat bingung.
"JADI KAMU MAU DIBUNUH JUGA YA???!!!" tanya Nayla seraya menyeringai ngeri.
Nayla membawa semua macam-macam pisau yang ada di meja makan tadi. Semua ada di tubuh Nayla. Karena saku pakaiannya tidak cukup untuk menaruh semua pisau itu. Nayla menusukkan pisau itu ke tubuhnya sendiri.