Senapati memuji putrinya dengan hati tersayat-sayat, karena
Pembayun harus dijadikan tumbal demi ambisinya menundukkan Wanabaya.
"Maksudku mengundangmu bukan untuk memberikan hukuman.
Tak ada kesalahan yang kaulakukan. Namun...."
Â
"Namun apa, Ramanda?
Kenapa Ramanda menghentikan sabda sekian lama?"
Â
Senapati geragapan. Namun seusai menata kembali
perasaan hatinya yang simpang-siur, Senapati
melanjutkan sabdanya. "Ananda, ketahuilah!