PEREMPUAN I, II, III        : (SANGAT TAKU) Tolong, tolong, tolong!!! Tolong aku, Bah!
SEORANG ABAHÂ Â Â : (MENGANCAM) Kalau kalian berani mendekat, aku tak segan-segan membunuh kalian, (BERUSAHA TENANG) tapi kalau masih berdiam diri di sana, penjara adalah imbalan kalian.
Â
SEORANG ABAH SEKETIKA MENGELUARKAN CLURIT DARI BALIK PUNGGUNGYA MEMBUAT KETIGA PEREMPUAN ITU KAGET DAN TAKUT, MAT HALIM BERUSAHA KABUR, NAMUN DISERGAP SEKETIKA OLEH LAKI-LAKI II, DENGAN BAHASA ISYARAT YANG BERUSAHA MEMAKSAKAN BICARA DENGAN TUJUAN MELEDEK.
SEORANG ABAHÂ Â Â : Kau keterlaluan Mat, apa salah mereka sehingga kau mau menjual ke Negara lain? (JEDA) Apa salah mereka sehingga kau biarkan bangsamu jadi barang rongsokan bangsa lain? Apa salah mereka sehingga kau jajah bangsamu sendiri? Apa salah mereka sehingga tak memberikan kemerdekaan buat mereka?
MAT HALIMÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : Tuan besar yang menyusun skenario ini, Bah.
SEORANG ABAH   : Lagi-lagi Tuan Besar yang kau bicarakan, padahal dia tak pernah ada, lagi-lagi  kau tuduh Tuan besar sebagai biang keladinya, padahal bisa jadi ini akal-akalanmu saja biar semua orang takut denganmu, biar semua orang tunduk kepadamu.
Â
KETIGA PEREMPUAN ITU LANGSUNG BERGEGAS HENDAK MENCAKAR MAT HALIM SEMBARI MENGUMPAT, NAMUN SEORANG ABAH SEKETIKA MENAHANNYA.
Â
SEORANG ABAHÂ Â Â : (BERTERIAK) Tahan! Biarkan abah menyelesaikan masalah ini dengannya.