LAKI-LAKI IÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : (MENUNJUKKAN RASA TERIMA KASIH DENGAN BAHASA ISYARATNYA)
SEORANG ABAH   : Abah hanya membantu penduduk di sini, meskipun abah hanya  seorang pendatang juga di sini, (JEDA) abah sendirian di sini, abah anggap semua orang marjinal adalah keluargaku, mungkin kalau aku punya rumah  yang kamarnya banyak, kalian bebas tinggal di rumahku. Hanya saja masalahnya abah punya rumah sepetak, dan toko  bangunan yang belum begitu besar, (JEDA) untung saja masih ada para pembeli yang datang selama setahun ini.
LAKI-LAKI I : (KEMBALI BERTERIMA KASIH DENGAN BAHASA ISYARAT)
SEORANG ABAHÂ Â Â : Hanya ini yang bisa abah bantu. Kalau untuk mempekerjakan kalian di tempatku, sebenarnya bisa saja. Masalahnya usahaku belum maju. Pekerjanya tak banyak, hanya dua orang saja. Itu saja uang yang duit yang abah kasih dari hasil penjualan barang-barang sebelumnya.
LAKI-LAKI IÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : (SEMAKIN MENUNJUKKAN RASA TERIMA KASIHNYA DENGAN BAHASA ISYARAT)
SEORANG ABAHÂ Â Â : (KE LAKI-LAKI II & PEREMPUAN III) Terus bagaimana rencana pernikahan kalian?
LAKI-LAKI II          : (TAMPAK GUGUP) Ee…...
Â
SEORANG ABAH SEKETIKA MENAMPAR MUKA LAKI-LAKI II & PEREMPUAN III, DAN SEMPAT MEMBUAT LAKI-LAKI II HENDAK MELAWAN. NAMUN DENGAN CEPAT SEORANG ABAH MENCEKIK LAKI-LAKI II.
Â
SEORANG ABAHÂ Â Â : Jangan pernah berbohong di sini. (MELEPASKAN CEKIKANNYA) Abah tak akan memaksa kalian menikah, karena itu kehendak kalian. (JEDA) Selama kalian berniat baik, itu sudah cukup, dan jangan pernah memandang bahwa zina menjadi pekerjaan halal. (JEDA) Yah, maksudnya.....