"Maksud Mbak pernikahan?" tanya Trinita , "Pernikahan menuntut cinta, tapi cinta tidak menuntut pernikahan. "
   "Ah, kamu sok filosofis Ta," ledek Khalisa yang disambung dengan derai tawa  Trinita.
Rinta masuk kamar dengan kegembiraan yang terpancar dari seluruh wajahnya. Melihat Khalisa dan Trinita tertawa makin melipatgandakan kegembiraannya.
   "Kamu ditelpon cowokmu yang mana Rin?" sambut Khalisa begitu melihat Rinta ikut bergabung dengan mereka.
   "Ah, Ibu ini, cowok Rinta ya cuma satu. Sony. Yang lain teman biasa aja," balasnya sembari senyum-senyum. "Maklum banyak fans," sambungnya lagi sambil  berlagak menyombongkan diri. "Gimana kabar Brownies-nya yang di Jerman Bu?"
   "Ah mau tahu aja," sahut Khalisa membuat Rinta makin penasaran.
   "Pilih mana Bu, lawyer atau Revi?"
   "Revi aja Mbak, nanti kita bisa keliling Eropa, naik gondola di Italia," celetuk Trinita bersemangat.
   "Dunia khayal. Dunia khayal !" teriak Khalisa yang disambung tawa cekikikan mereka.
Revi mewakili impian ideal Khalisa semasa remaja. Lelaki berotak cemerlang, bertubuh atletis dan berani menghadapi tantangan hidup. Tipe seperti itulah yang disukai dan yang dibawa ke mana pun ia pergi. Hal lain yang lebih spesifik adalah berpendidikan teknik dan tingginya lebih dari seratus tujuh puluh sentimeter.Â
Menurutnya, lelaki yang mempelajari bidang teknik kelihatan lebih macho dan lebih pintar. Sedangkan badan lelaki yang cukup tinggi menjanjikan rasa aman bagi perempuan yang berada di sampingnya. Takdir lelaki sebagai pelindung menuntut fisik yang cukup kuat yang salah satunya ditandai dengan tinggi badan yang cukup.Â