Salah satu dari  mereka tampak marah sekali. Gadis itu berteriak-teriak dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh Jaka. Meskipun sangat cantik, tetapi wajahnya terlihat amat menyeramkan akibat kemarahan yang meluap-luap.
Menyaksikan hal itu, Jaka yang masih tidak tahu apakah gadis-gadis itu manusia atau bukan dan tidak tahu apa yang bisa mereka perbuat terhadapnya, akhirnya memutuskan untuk segera kembali saja ke desa.
Â
……
Â
Malam tiba.
Jaka duduk termenung di depan rumahnya, terus-terusan memikirkan ketujuh gadis di hutan tadi. Â
Ia merasa amat bersalah telah mengambil salah satu sayap mereka. Â Tadinya ia hanya merasa penasaran dan ingin menyelidiki sebenarnya benda itu digunakan untuk apa. Â
Tetapi sekarang ia menyesal sekali telah membawanya. Â
Apakah gadis-gadis itu sudah pergi ? Pergi kemana ? Â Apakah mereka manusia ? Â Atau setan ? Â Dan gadis yang terlihat paling marah tadi, apakah dia pemilik sayap yang diambilnya ? Â Bagaimana kalau gadis itu tidak bisa pergi karena sayapnya tidak ada ?Â
Dan setelah melalui pergumulan batin yang cukup lama, akhirnya rasa tanggung jawabnya sebagai laki-laki membawa Jaka masuk kembali ke dalam hutan.