“Terus kamu mau gugurin?” terka saya lagi mengingat karakternya seperti itu.
“Ya iyalah. Ngapain aku punya anak umur segitu?” sahut Cindy.
Ternyata dugaan saya benar 100%.
“Tapi sebelum aku aborsi, aku kirim message Mark bahwa aku hamil dan mau aku gugurin.”
“Maksudnya kamu mau minta dia tanggung jawab?”
“Nggak. Cuma pemberitahuan aja sih, sama sekali nggak minta pertanggungjawaban. Dan kamu tau nggak reaksi Mark kayak apa?”
“apa reaksinya?”
“Dia bilang, jangan aborsi dulu. Dia bilang akan segera menemui aku di Jakarta.”
“Oh mungkin dia ingin mempertanggungjawabkan dengan cara nganter kamu ke ginekolog ya?”
“Tadinya aku pikir juga begitu. Tapi ternyata aku salah. Dan kamu juga salah, sayangku.” jawab Cindy sambil tersenyum penuh kemenangan.
“Jadi apa maunya? Ngawinin kamu?”