Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cindy Sang Dewa Penolong

16 Agustus 2016   15:14 Diperbarui: 17 Agustus 2016   04:04 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Persis! Dia langsung nemuin Papi dan Mami, langsung melamar saat itu juga.”

“Oh ya? Wah hebat banget!” Secara otomatis pikiran saya langsung membandingkan sikap Mark dan Ernest. Aduh Ampuni aku Tuhan. Tidak seharusnya saya membanding-bandingkan diri sendiri dengan nasib orang lain. Saya menarik napas panjang berusaha menenangkan hati.

“Aku tadinya mau nolak. Ngapain aku nikah di usia muda? Tapi Papi dan Mami terus merayu aku suruh terima lamaran Mark.”

“Logis banget sih pikiran Papi dan Mami kamu.”

“Kata mereka, jarang-jarang ada lelaki sejantan dan penuh tanggung jawab seperti itu.”

“Betul! Jarang cowo mau menempuh puluhan ribu mil untuk bertanggungjawab mengawini kamu.” ucap saya sambil mengenang Ernest lagi dengan suara ngenes.

“Papi bilang gitu juga. Mami langsung nambahin lagi ‘kamu seiman lho sama Mark’.”

“Orangtuanya Mark dateng ke pernikahan kamu?” tanya saya pengen tau.

“Ya iyalah. Akhirnya aku menikah dan diboyong Mark tinggal di sini.”

“Terus anak kamu udah umur berapa?” tanya saya polos.

Mendengar pertanyaan saya, tiba-tiba Cindy terdiam dengan muka mendung. Cukup lama dia berdiam diri. Perasaan saya langsung tidak enak. Waduh! Mungkin saya telah lancang melemparkan pertanyaan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun