Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cindy Sang Dewa Penolong

16 Agustus 2016   15:14 Diperbarui: 17 Agustus 2016   04:04 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Terus kamu mau gugurin?” terka saya lagi mengingat karakternya seperti itu.

“Ya iyalah. Ngapain aku punya anak umur segitu?” sahut Cindy.

Ternyata dugaan saya benar 100%.

“Tapi sebelum aku aborsi, aku kirim message Mark bahwa aku hamil dan mau aku gugurin.”

“Maksudnya kamu mau minta dia tanggung jawab?”

“Nggak. Cuma pemberitahuan aja sih, sama sekali nggak minta pertanggungjawaban. Dan kamu tau nggak reaksi Mark kayak apa?”

“apa reaksinya?”

“Dia bilang, jangan aborsi dulu. Dia bilang akan segera menemui aku di Jakarta.”

“Oh mungkin dia ingin mempertanggungjawabkan dengan cara nganter kamu ke ginekolog ya?”

“Tadinya aku pikir juga begitu. Tapi ternyata aku salah. Dan kamu juga salah, sayangku.” jawab Cindy sambil tersenyum penuh kemenangan.

“Jadi apa maunya? Ngawinin kamu?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun