"Penulis bodoh! Kau pikir Rayan benar-benar suka padamu? Dan, aku benar-benar aktivis?"
"Kurang ajar. Kalian berdua menipuku!"
"Salah sendiri. Katanya penulis itu pintar, ternyata kamu tidak."
"Apa tujuan kalian? Mengapa melibatkanku?"
Rayan dan Nora saling pandang lalu kembali terbahak. Kurang ajar sekali mereka!
"Kamu mau tahu? Dengar ... menyeretmu ke sini adalah upaya membuat media barat melirik lagi pada Nora. Mereka bersedia membayar mahal, untuk wawancara eksklusif dengan aktivis perempuan dari negara Islam."
Aku terbelalak, sungguh tak menyangka aku diperalat demi uang! Padahal, kata Rayan, dia menculik Nora untuk kakak lelakinya. Dia bilang, kalau Nora menolak menikahi kakaknya, maka kami tak bisa menikah. Ya, Tuhan, mengapa aku mempercayai omong kosong itu!
"Sayang, apa yang harus kita lakukan?" tanya Nora.
"Kita hapus saja jejak kedua orang ini. Lebih baik be---"
Suara gedoran, disusul dobrakan pintu membuat kami semua terkejut. Polisi! Wah, bagaimana ceritanya polisi bisa ada di sini?
"Diam! Jangan melawan! Dasar penipu, tak ada jera-jeranya. Rupanya penjara memang tempat paling nyaman untukmu, ya, Sa'id."