"Syukur nyai, kamu sudah bisa ingat kembali, dua hari dua malam kamu tak sadarkan diri..."
Nini Gunting Pamungkas berkata pelan kepada Dewi Sekar. Terdiam beberapa saat. Kemudian kembali melanjutkan ucapannya.
"Waktu itu guru hendak mengunjungi Padepokan Ki Buyut Putih...setelah lelah mencari kamu yang katanya menghilang entah kemana...tak di sangka justru guru menemukan kamu sedang bertarung dengan Ki Tapa....guru memang sengaja tidak membantu kamu, karena kelihatannya Ki Tapa tidak berniat mencelakai kamu...guru tahu seberapa dalam ilmu Ki Tapa...karena guru sendiri pernah beberapa kali bertarung dengannya...ilmunya sangat tinggi...bahkan ketika guru bersama kakang sepuh Anom mengeroyoknya, dia mampu mengimbangi kami, memang kami tidak kalah namun juga tidak menang dari Ki Tapa...kalau dia berniat mencelakai kamu, tentunya kamu sudah mati di tangannya dalam sekejap saja...namun guru tidak menyangka kamu justru terpeleset dan jatuh ke dalam jurang itu...untunglah kamu sempat tertahan oleh beberapa dahan pepohonan yang ada di dasar jurang sehingga nyawa kamu bisa selamat dan guru masih sempat membawa kamu ke tempat ini..."
Nini Gunting Pamungkas bercerita panjang lebar kepada Dewi Sekar.
Dewi Sekar menghela nafas mendengar cerita gurunya, dalam hati dia bersyukur masih di beri kesempatan untuk hidup lebih lama. Tiba-tiba dia teringat dengan Jaka Someh. Dewi Sekar berusaha bangun dari tidurnya, namun kepalanya menjadi pusing sehingga dia kembali urung bangun dari tidurnya.
"Sudah...sudah nyai kamu jangan memaksakan diri...lebih baik sekarang kamu tetap beristirahat...tunggu sampai benar-benar pulih..."
Nini Gunting Pamungkas memegang pundak Dewi Sekar dan berusaha menidurkannya kembali. Dewi Sekar hanya bisa pasrah.
Keesokan harinya Dewi Sekar sudah mulai bisa bangun dari tidurnya meskipun baru sebatas duduk. Nini Gunting Pamungkas dengan telaten merawat muridnya. Bahkan menyuapinya dengan penuh kasih sayang.
Satu mingguan, Dewi Sekar sudah mulai bisa berjalan kembali, meskipun masih dengan tertatih-tatih. Â Hatinya tidak sabar dan selalu memikirkan keadaan Jaka Someh. Perasaannya mulai dipenuhi rasa rindu kepada suaminya itu.
"Bagaimana kabar Kang Someh sekarang ya...apakah dia berhasil melaksanakan perintah Rama, semoga saja tidak terjadi apa-apa kepadanya..."
Dewi Sekar berkata sendiri.