Dewi Sekar menunjukan arah pemandian kepada guru dan adiknya.
"Wah iya nyai, guru rasanya sudah gerah, ingin segera mandi..."Â
Nini Gunting Pamungkas merasa senang di ajak mandi oleh muridnya.
Mereka pun berjalan bersama menuju tempat pemandian. Sesampainya di sana Nini Gunting Pamungkas di buat kagum dengan arsitektur dan lanscap pemandian tersebut. Sebuah pemandian yang indah, bahkan harum karena wewangian bunga. Airnya begitu jernih dan menyegarkan, terpancar dari pancuran yang terbuat dari bilah bambu. Ada bak air yang terbuat dari batu yang di haluskan dan di ukir. Bahkan toiletnya sangat bersih dan nyaman, yang terbuat dari batu granit yang di ukir.
"Nyai, apakah yang membuat semua ini, suami kamu...?"
Tanya Nini Gunting Pamungkas merasa heran dan kagum
"Iya guru, bahkan di tempat ini juga ada tanur pembuatan perkakas logam dan alat penenun kain...Kang Someh yang membuatnya..."
"Manusia jenis apa sebenarnya suami kamu ini? Bagaimana bisa ada orang seperti itu, tampil dalam kesederhanaan tapi sebenarnya memiliki banyak keahlian, keterampilan, dan juga berjiwa seni yang tinggi...."
Nini Gunting Pamungkas berdecak kagum. Dewi Sekar merasa senang, suaminya mendapat pujian dari gurunya.
Setelah puas mandi, mereka kembali ke pondok. Di sana ada Arya Rajah yang sedang duduk menyendiri.
Melihat tetehnya pulang dari pemandian, Arya Rajah berkata kepada Dewi Sekar