Dimas diam memikirkan hal itu juga.
Boleh juga sih, kalau Sonia pergi sama Rocky....aku bisa ketinggalan langkah!
"Boleh juga kalau si Rocky mau gabung, biar lebih rame!" sahutnya, Sonia menolehnya seketika, "memangnya....tidak apa-apa?" tanyanya.
"Kalau dia tidak keberatan!"
Mereka menoleh ketika mobil Rocky merapat, pria itu langsung meloncat keluar dari dalam mobilnya. Mendekati kerumunan anak muda itu. Sebenarnya ia sedikit keget melihat ada Dimas dan teman-temannya, apakah mereka tidak beranjak sejak datang?
"Jadi....!" katanya setelah menghentikan langkah, "kamu ada acara dengan mereka?" tanyanya pada satu-satunya gadis di sana.
"Mereka bilang mungkin kamu mau ikut bergabung!" sahut Sonia. Rocky sedikit mengerutkan dahinya, "bergabung?" tanyanya, Sonia mengangguk.
Rocky menatap keempat anak muda itu bergantian hingga berakhir pada Dimas, mata mereka kembali beradu tajam. Seperti sedang berargumen tentang siapa yang berhak pergi bersama Sonia saat ini. Sonia menatap keduanya yang kembali bersitegang melalui bahasa mata itu.
Lalu sebuah bunyi dering ringtone menggema membuyarkan mereka, Dimas yang mengetahui itu adalah ringtone dari hpnya pun segera merogoh saku celananya untuk memungut hpnya. Nama papanya muncul di layar, ia pun menerima panggilan itu dengan malas.
"Halo pa!"
"Kamu dimana?"