"Itu ide bagus!" tukas Antony sebelum Dimas berhasil protes, "om tidak keberatan, asal...kamu antar Resma pulang sebelum jam 11 malam!"
Dimas memandang papanya yang memberinya isyarat mata untuk menyetujui, lalu ia menatap Resma yang juga sedang menatapnya.
"Tapi aku nggak bawa motor pa!"
"Pakai mobil papa!" seru Remon menyodorkan kunci mobilnya, Diams mendengus pelan lalu menerima kunci mobil papanya. Ia merutuk dalam hati karena terjebak dalam situasi ini.
"Permisi om!" pamitnya seraya berdiri tanpa mengajak Resma, Antony tersenyum lalu melirik putrinya yang masih diam, "Resma, kamu tidak mau pergi?"
"A, eh...a...i-iya!" gugupnya seraya berdiri, "permisi om!" katanya kepada Remon lalu menyusul Dimas yang sudah sampai pintu keluar.
"Terus, Aline ngapain pa?" tanya gadis itu tiba-tiba, "masa' Aline jadi penonton papa sama om Remon!" protesnya.
"Ya kamu di sini saja, nanti pulang sama papa!"
"Nggak mau ah, Aline mau pulang sendiri aja!" tolaknya seraya berdiri memungut jaketnya di sandaran kursi yang ia duduki.
"Aline!"
Gadis itu menunda langkah oleh suara papanya, "papa tidak mau kamu mampir ke tempat yang nggak-nggak, apalagi nongkrong sama anak-anak nakal!"