Mohon tunggu...
Widy DwiAriyanti
Widy DwiAriyanti Mohon Tunggu... Akuntan - Pelajar

hallo

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Alone

1 Maret 2020   10:14 Diperbarui: 1 Maret 2020   10:12 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

PROLOG

Dia selalu berkata bahwa dia baik baik saja.
 Apakah kamu percaya?
 Dengar, aku ceritakan ada apa dengan dia.
 Dia lelah.
 Dia lelah tentang hidupnya.
 Dia lelah akan kebohongan.
 Dia lelah akan semuanya.
 Dia ingin pergi,
 Sungguh.

 ***

 
Perkenalkan namaku Zenary Andara Olivia. Anak ketiga dari Andi Oditya dan Vina Oditya. Aku bersekolah di SMA GARUDA duduk di kelas XI mipa 1. aku tinggal sendiri kenapa? karena orang tuaku gapernah peduli.

 Aku memiliki kakak yang bernama Revan Anggara Oditya. Dia tampan, cool, menjadi most wanted dan duduk di kelas XII. Kakakku bersekolah di sekolah yang sama, namun aku tidak pernah bercengkrama dengan kakaku karena dia tkdak mau mengakuiku sebagai adiknya.

 Aku memiliki kembaran, Zenary Andira Oditya. Dia cantik, feminim, rambut terurai sempurnah, dan most wanted disekolahnya. Dia duduk di kelas XI mipa 4. Sama seperti Kak Revan, Dira tida ingin mengakui ku sebagai saudara kembarnya. Biarkan saja lah.

 Papah? pemilik yayasan sekolah ini. Beliau adalah orang yang aku rindukan. Ingin aku berlari kearahnya dan memeluk dengan sangat erat, diajaknya jalan jalan, dimanjakan layaknya princess.

 Mamah? seorang wanita yang aku sangat rindukan. Mulai dari masakannya, sentuhannya, bershopping bareng. Aku rindu itu, tapi apa mereka peduli? tidak.

 Zara, Dilla, Sasa adalah sahabat yang kupunya disini. hanha dengan mereka aku bisa bahagia dna menikmati hidup ini.

 Oh ya satu lagi. Farel. Farel Abraham Wijaya. Dia ketua osis dan ketua basket. Seorang most wanted cewe manapun akan bertekuk lutut agar bisa menjadi pacarnya, sayangnya dia sudah memiliki pacar hehe.. yaa dia pacarku.

 Pasti bingungkan semua keluargaku berakhiran Oditya sementata aku Olivia? yap, seperti yg sudah aku bilang keluargaku sangat membenciku dan mengharuskanku menyembunyikan identitas apalagi agar tidk mencolok bahwa aku kembaran dari Dira.


part #1

Semua orang akan membencimu dengan teramat sampai melupakan kebaikanmu.

***

"Kringggg..."
Alrm berbunyi tepat pukul setengah 5. Seorang gadis terbangun dan mematikan alrm tersebut dan bergegas menuju kamar mandi untuk melaksanakan sholat dan bersiap untuk sekolah. Setelah bersiap ia turun dan membuat nasi goreng untuk sarapannya lalu bersiap untuk berangkat.

Diperjalanan bisa dikatakan sangat macet padahal ia sudah bangun pahi pagi sekali tapi tetap saja telat. Lihat saja gerbang sudah ditutup rapat.

"Pa Mamatt.. buka gerbangnya dong" teriakku kepada satpam. "Zenary Andara Olivia, kamu telat lagi?" suara itu sangat ia kenal seorang lelaki yang begitu disukainya "Hehe.. Farell buka pintunya yaa" "Kamu ini Dar telat lagii sekarang kamu pergi kelapang dan hormat sampai istirahat" lagi lagi pacarnya ini menghukumnya "Aku tidak enak badan, Farel" "Gaada penolakan Dara.." "Kalau aku pingsan gotong aku ya".

Dara telah berdiri didepan tiang bendera ia mengangkat tangannya tapi tidak berani untuk melihat keatas sementara Farel memantaunya di koridor sekolah dekat lapang.

Panas, pusing, dan haus yang rasakan Dara saat ini. Rasa pusing itu menjalar keseluruh kepala Dara. Ia ingin sekali menjatuhkan badannya saat ini juga namun ia memaksakan untuk tetap berdiri. Lama kelamaan ia melihat kunang kunang karna tak sanggup Ia menjatuhkan badannya, semua orang memanggil namanya. Farel berlari menuju kekasihnya yang tengah berbaring di depan tiang bendera. Sampai suara itu tak terdengar lagi oleh Dara.

part #2

Aku hanya punya kamu, jadi tolong jangan pergi.

***

 Dinding putih kini memenuhi mata Dara. Bau bau obat yang tercium membuat Dara sadar bahwa dia ada dirumah sakit.

 "Dara, kamu hanya kecapean kamu istirahat saja ya nanti sore kamu boleh pulang" Kata Mirna -Dokter sekaligus mama Farel- "Ah iya tante terimakasih banyak" balas Dara. "Jangan panggil tante dong Dar kamu kan calon mantu mama iya ga Rel" ucap Mirna "Apaan si mama ini ah" Farel menyenggol mamanya. Sungguh bahagia melihat ibu dan anak ini, andai ia bisa merasakan seperti itu.

 Pukul 9 malam Dara pulang larut sekali sebab Mirna mengajaknya untuk makan malam di rumahnya.

 "Assalamualaikum.." dengan suara yang sangat halus berjaga jaga jika papahnya masih bangun.
 "Hey! darimana kamu anak sekolah masih pakai seragam pulang jam segini" sentak papahnya. "D-da-ra tadi.." "Kmau ngebantah saya? Anak gadis ko pulang jam segini, dasar kamu ini memalukan keluarga saya saja!" plakk tangan kekar milik Andi tepat mengenai pipi mulus Dara. "Papah bisa ga si sekali aja gausah tampar tampat Dara, sebegitu bencinya papa sama Dara?" dengan isakan yang terdengar jelas Dara memberanikam diri untuk mengatakan hal itu "Tidak kamu bukan anak saya berhenti manggil papah!!" Andi pergi dari ruang tamu.

 Dara pergi, ia berlari keluar dari perkarangan rumahnya menuju rumah Farel. Dara mengetuk pintu dengan sangat pelan karena tidak ada lagi tenaga. Farel yang membuka pintu tersentak kaget karna melihat Dara yang tengah menangis di depan rumahnya.

 "Dara kamu kenapa?? ko nangis? ini pipi kamu kenapa siapa yang berani tampar kamu hah? tanga Farel dengan rasa khawatir. "Mereka melakukannya lagi rel.." lirih Dara. Ya, Farel tau masalah yang tengah dihadapi Dara. "Dara kamu ga perlu khawatir ada aku ya kamu jangan takut"

part #3

setidaknya aku masih mempunyai mereka disisiku.

****
Keesokan harinya, Dara dan Farel pergi bersama ke sekolah mereka berpisah di koridor sekolah.
"Rel, nanti malam aku, Dilla, Sasa dan Zara mau membuat party sebelum Zara pergi ke Amerika"
"Iya, jangan pulang malem malem ya aku gabisa jemput kamu nanti ada futsal bareng temen kelas, kamu jadi pulang ke apartemen?" tanya Farel "Jadi, aku gamau merepotkan kamu dan mama kamu lagi" ucap Dara sambil memayunkan bibirnya seperti anak kecil. "Ya engga la, Daraku.." sambil mengacak-ngacak rambut Dara.

***

Malam harinya, sesuai ucapannya Dara, Zara, Sasa dan Dilla mengadakan acara perpisahan Zara tak hanya mereka.
"Zar, besok kamu mau berangkat jam berapa?" tanya Dilla
"Pesawat aku jam 5 pagi" Jawab Zara
"Yahh kita gabisa nganter donggggg:(" Dara mengucapkan itu dengan ya penuh kesedihan apalagi besok masih hari sekolah
"Aaaaaa sayang kalian sini peluk duluu" ajak Sasa
Mereka berempat berpelukan, persahabatan mereka memang bisa disebut goals sekali karena sudah bersama sama selama 12 tahun ini.
"Eh.. kalian tau Dira kelas XI mipa 4 ga?" Tanya Sasa
"Akuuu tau, dia sekelas waktu SMP sama aku" Jawab Zara
"Ihh.. Nama ignya apa si aku mau liat coba" ujar Sasa sambil membuka ig
"Masa kamu ga follow si, diakan terkenal dengan kecantikannya semua orang juga tau kali" Dilla menoyor kepala Sasa
"Aw.. sakit Sasa, nih liat akuu nemu eh.. bentar ko mirip Dara si? Iya ga si?" semua mata tertuju pada Dara. Dara yang suda dagdigdug sendari tadi takut akan penyamarannya terbongkar.
"Y-yah enggala dia kan cantik aku ma apaan lah buluk." Jawab gugup Dara
"Tapi Dar, nama lo hampir mirip bgt sama dia cuman akhirannya doang si hehe" dengan rasa penasaran Sasa iya mendesak terus dengan pertanyaan.
"Ah apaan si udah ah ngaco kaliam, aku mau pulang udah jam 10 malem nih. Zar anterin aku dong" pinta Dara.
"Iya tapi sampai depan aja ya aku ada urusan" ucap Zara yang dibalas anggukan oleh Dara

***

Dara membuka pintu apartemennya dan mendapati ada ayahnya yang sedang menunggu di sofa.
" Jadi begini ya kelakuan setiap malam di apartemen? Abis dapat duit berapa kamu?" ucapan Ayahnya sangat menusuk dalam hati Dara, apa ia senakal itu sampai ayahnya berfikiran yang tidak baik tentang dirinya.
"Pah.. Dara c-cuman.." plakkkkk tamparan yang mendarat di pipinya berhasil membuat ucapan Dara terhenti "Gaada alasan!! Saya kesini hanya ingin memberikan kamu peringatan, kalo kamu sakit gausa sekolah malu maluin sampai pingsan ditengah lapang, dasar pencari perhatian!!!! dan ingat jangan sampai identitasmu terbongkar kalo sampai itu terjadi saya akan mengasingkan kamu!! satu lagi jangan panggil saya papah, karna sejak peristiwa itu kamu bukan anakku lagi!!!!"

ucapan itu terlalu jahat. Dara sangat terpukul, sepulang ayahnya Dara masuk kekamar mandi dan melakukan self injury. Dara sebenernya memerlukan beberapa obat untuk tidur dan sering menyakiti dirinya jika sudah seperti ini.

part #4

apa harus aku lagi yang mengalah?

***

Karena panggilan papahnya mulai hariini Dara pulang kerumah. Yap, rumah yang penuh kenangan mengerikan sebernarnya Dara merasa percuma ada atau tidak ada dirinya dirumah tidak akan membuat suasna berubah.

 Seperti ini sekarang, sepulang sekolah sampai jam menunjukan pukul 8 ia belum makan sama sekali  dan tidak ada yang mengantarinya makan.

 Saat hendak ke dapur ia melihat diruang tamu yang ramai sekali entah ada acara apa. Dara mendekati kerumunan itu dan betapa terkejutnya melihat Farel, Mirna berkumpul bersama keluarganya.

 "Yaa.. bagaimana kalo dipercepat saja pertunangannya?"

 "Tunguu.. apa?? pertunangan?? di keluarganya hanya Revan, dirinya dan.. apa? tidak ini tidak akan mungkin. Di..ra??" Dira memikirnya dalam hati menduga duga supaya ini tidak benar
 "Bagaimana Dira kamu senang?"
 OMG!! itu suara mamah nya, Dara tidak sanggup lagi dia pergi ke kamar dan menangis sejadi jadinya.

 ***
 Keesokan harinya Dara mengabaikan Farel sampai Farel gemas dan menarik paksa Dara
 "Farel lepas!" iya menghentakan kaki dan tangannya setelah smapai di rooftop.
 "Kamu kenapa si Dar, kamu ko jadi mengabaikan aku?!" sentak Farel
 "Aku gapapa" wajah cantik Dara berpaling dari mata Farel
 "Kamu kenapa kenapa! dan aku tau itu.. apa jangan jangan.." Dara tak siap mendengar pertanyaan bahwa Farel dan Dira akan bertunangan, air mata menumpuk di kantung mata Dara.
 "Iya!!! aku tau semuanya, aku lihat semuanya! kamu tega ya Rel, setelah mama dan papa apa Dira akan ambil kamu dari hidup aku juga? Kenapa rel kenapa?!!! kamu tau kan cuman kamu yang aku punya!!!" Dara meluapkan semua emosinya, Farel yang tak bisa melihat gadisnya menangis ia tidak bisa berkata dan langsung memeluk Dara.

 ***

 Disudut gelap pintu roftoop ada Dira yang melihat Dara dan Farel berpelukan ia semakin benciii pada Dara.

part #5

Jika kehadiran ku tidak diterima mengapa kepergianku ditahan?

***

"Assalmualaikum" Ucap Dara memasuki rumahnya
plakkkkkk!  belum dua langkah masuk Dara harus mendapat tamparan lagi dan kali ini dari Dira, sebab kejadian kemarin Dara menjadi marah kepada Dira
"Dira! kamu apa apa si nampar nampar aku?!" tanya Dara
"Kamu tu ya kenapa! kenapa kamu ada di roftoop sama Farel? kenapa kamu pelukan sama Farel? kamj tau kan dia tunangan aku, plis Dar hidup kamu itu enak!!! kamu bebas balik jam berapa aja, ga di perhatiin orang tua, gaada tuntutan, sementara aku apa? hidup aku serba diatur gaada kebebasan dan sekarang kebahagiaan aku Farel dan kamu mau rebut gitu aja?!!!!" Amarah Dira memuncak ia langsung menjambak rambut Dara.

"Aws.. sakit Dir" karena tidak terima Dara menjambak rambut Dira dan keduanya saling mendorong. Kepala Dara terkena pintu sedangkan Dira sangat beruntung Revan datang ke sampai Revan menahan tubuh Dira.

"Dar lo apa apaan si? kamu mau nyelakain Dira?!!" Teriakan Revan berhasil memanggil papah dan mamanya
"Yaampun Dir kamu gapapa? Apa yang sudah kamu lakukan terhadap anak saya hah?" Tanya mama dengan merengkuh badan Dira, Dira yang sedang terisak nangis.
"Tidak cukup Kevan yang kamu ambil? kamu mau membunuh anak saya lagi? kamu monster!! saya tidak sudi ada kamu disini! pergi!!" papanya menarik Dara keluar rumah
"Untung ada saya yang melihat! dan kamu jangan dekati keluarga saya lagi" Kata kata yang diucapkan Revan sungguh tidak harapan lagi untuk Dara. Dara kembali menangis dan pulang ke apartemennya.

***

hiks hikss.. Dara ga kuat.. Dara cape.. Dara mau pergi.. Dara mau bahagia hiks hiks..
ucap Dara dalam batinnya, ia sudah tidak bisa berkata apa apa lagi dia sudah lelah atas semuanya, takdirnya terlalu kejam. Tak ada lagi yang bisa di lakukan Dara selain meminum obat tidur dan mengambil cutter dan pergi ke kamar mandi membasahi tubuhnya hingga pagi hari.

part #6

ketika ingatan itu datang kembali apa yang harus aku lakukan?

***
Seorang gadis kecil sedang menatap pohon yang sangat besar dan tinggi, ia melihat bonekanya yang di sangkutkan di atas pohon oleh teman temannya. Gadis itu menangis keras karena itu boneka kesayangannya.

Melihat hal itu Revan sangat kasihan pada adik nya ia langsung menghampiri adiknya, "Dara kamu kenapa, ko nangis" tanya Revan pada Dara "Kakakkkkkkkkkkkk.. boneka Dala disangkutin ke pohon hiks.. hikss"  tangis Dara "Uuuuu.. Princessnya kaka jangan nangis dong, yauda kaka ambilin mau?" tawar Revan karena tidak sanggup melihat adikknya menangis "MAUUUUUUU!!!! Tapi kaka hati hati ya" seru Dara "Siap princess ku"

Revan mulai menaiki pohon itu, sebenarnya ia tidak bisa memanjat tapi karena adik kesayangannya itu ia memaksakan diri. "Dara lihat kakak dapat boneka kamu" sambil melambai lambaikan bonekannya "Kakak hebattt aku sayang kakak, kakak cepet tulun" Dara nampak bahagia sekali sampai ia meloncat loncat, karena tidak sabar ingin memberikan pada adikknya Revan bergegas turun namun saat menuruni pohon kaki Revan tergelincir yang mengakibatkan Revan kehilangan keseimbangan dan jatuh.

Brakk!!!!! kepala Revan mengenai batu yang ada disebelah pohon. Darah segar keluar dari kepala Revan karena hanya ada mereka berdua Revan telat di bawa kerumah sakit hingga Revan pergi untuk selama lamanya.

Saat kejadian itu, keluarganya menyalahkan Dara atas meninggalnya Revan putra sulung mereka hingga 12 tahun terakhir.

"Kakakkkk.. Tidakkkkkkkkkkkkk!!!"

Dara terbangun dari tidurnya ia sering mengalami mimpi mimpi seperti ini, rasa bersalah, tuduhan semua mengarah padanya. Tidak, ini bukan salah dirinya ini hanya takdir Tuhan.

***

part #7

jangan tinggalkan aku, aku sudah tidak punya siapa siapa lagi.

***
brakk!!! "Dara!! maksud kamu apa? kamu mau nikung aku dari belakang?" bentak Sasa sambil mengebrak meja. Dara sangat terkejut mengingat Sasa yang tidak pernah marah selama ini. Sasa itu baik hati, lembut dan tidak kasar siapa yang sanga Sasa akan segalak ini.
"Ma.. maksud kamu apa? Sasa kenapa?" Dara tidak tahu apa yang sedang Sasa bicarakan.
"Liat ini! Gausa pura pura gatau deh ternyata kelakuan kamu gini ya dibelakang?!! Pantes semua orang disini gamau ada yang temenan sama kamu ternyata kamu itu munafik Dara!" bentak Sasa
"Dar, gue tau kamu patah hati gara gara Farel tunangan sama orang lain, tapi kamu ga harus nikung temen kamu sendiri kan?" sambung Dilla

Dara dengan tangan bergetar memandang foto yang di lemparkan Sasa. Ya foto itu adalah foto dimana Dara dan Galuh sedang pulang bersama.

"Sa.. kamu salah paham ga kaya gitu ceritanya sa" Dara menarik tangan Sasa namun seketika ditepis oleh Sasa.
"Lepas! aku ga sudi bersentuhan sama orang munafik kaya kamu, mulai sekarang lo bukan sahabat aku lagi titik!!!!" dengan emosi Sasa menekankan kalimat itu semua

Dara pergi ke rooftop tempat dimana dia bisa menenangkan diri. Ia terisak nangis ingin rasanya ia mati hari itu juga.
"APA TAKDIRKU SEJAHAT INI? KAPAN AKU BAHAGIA? KAPAN AKU BISA TERTAWA? KAPAN....?!!!!" Diatas rooftop Dara berteriak dengan sangat keras lalu ia turun dan meninggalkan sekolah ia ingin beristirahat.

***

Sesampainya di rumahnya Dara. Ya dia balik kerumahnya hanya untuk mengambil barang. Tapi ia berfikir untuk menidurkan badannya terlebih dahulu tapi di bagian tangannya ada yang mengganjal Dara melihat dari ada kotak berwarna hitam, fokus Dara teralih tangannya mulai mengambil kotak hitam itu. Setelah dibuka betapa  terkejutnya Dara melihat ada foto dirinya yang di corat coret dengan darah dan ada sepecuk surat berisi "Dara!!! kau pembunuh!!! kembalikan Kevan kepada kami!!"

Brak!!!!!! bayangan itu muncul kembali, Dara menyingkirkan semua barang itu.
"TIDAK!!!!! BUKAN AKU!!! AKU TIDAK MEMBUNUH, AKU BUKAN PEMBUNUH!!" Teriak Dara sambil menjenggut jenggut rambutnya
Dari pintu terlihat papah mamanya yang datang
"Dara kamu kenapa?!! berisik gausa teriak teriak" ucap mamanya
"DARA BUKAN PEMBUNUH!!!" teriak Dara
"Dara sadarrr!!! kamu itu monster, monster yang mengerikan!!" ucap papahnya
"TIDAK!! PERGI KALIAN SEMUA!! KALIAN SUDAH MENGHANCURKAN HIDUPKU!!" usir Dara kepada mama dan papahnya
"Kamu gila Dar, sini saya akan memasukan kamu ke rumah sakit jiwa" Dengan paksaan Dara di gotong keluar ruman menuju mobil.

Sesampainya di gedung berwarna biru bertuliskan "FUMAH SAKIT JIWA ABADI" Dara hanya menghela nafas ia sudah pasrah dan tidak tahu harus bagaimana lagi
"Maah.. Pah... Dara ga gila hiks hiks" ujar Dara
"Ayo Dara saya gamau nama keluarga saya tercoreng hanya gara gara kamu!!!!!"

Benar mama dan papahnya sangat tega mereka memasukkan Dara ke rumah sakit jiwa dan disini lah Dara kamar yang serba putih dengan wajah pucat dan rambut acak acakan, Dara memandang dengan tatapan kosong ia sudah lelah dengan semuannya.

part #8

Hampa,  kosong, dan tidak berarti.

***

Sudah seminggu Dara disini dan kemarin teman temannya adatang mencaci maki Dara berarti satu sekolah sudah mengetahui dimana Dara sekarang. Dara tidak peduli. Ia sudah pasrah atas semuanya. Ia ingin memejamkan mata setidaknya disini ia bisa sedikit lebih tenang.

Tiba-tiba 2 orang masuk kamar Dara ternyata itu Revan dan Dira.
"Hhahahaha rasain tuh kena imbasnya juga kan kamu" Kata Dira
"Makanya jadi anak tuh jangan belagu" Sambung Revan
"Kenapa kalian jahatt banget sama aku?" tanya Dara
"Karena kamh udah ngebunuh saudara aku Dara!" bentak Kevan
"Tapi kak, kayanya dia udah dapat ganjarannya deh pacarnya tunangan dengan aku, sahabatnya terhasut bukti bukti aku, dan skrg dia gila akibat kado yang aku kasih hahaha" jelas Dira
"Dir.. Jadi itu semua akibat kamu?" tanya Dara
"Iya gimana kamh suka?" Jawab Dira
"ka..mu..!! kamu jahat Dir kamu jahat!! Apa tidak cukup selama 13 tahun ini aku menderita hah?" ucap Dara sambil menjenggut rambut Dira
"OMG!! Dara rambut gue aws.. sakittttt" ucap Dira sambil kembali sama sama menjenggut rambut milik Dara
"Dara lepasin!!!!! kamu apa apa sih ko jadi ngamuk?!!!" lerai Revan
dan mereka saling mempertahankan posisinya, tidak lama karena lantainya licin Revan mendong Dara yang mengakibatkan Dara refleks mendorong Dira. Kepala Dira tekena pintu dan pinggang Dara mengenai ujung kasur.
"DIRAAA!!!!!!" KlRevan lari menuju Dira "GUE BILANG LEPAS YA LEPAS!! KALO KAMU GA NGALAH DIRA GAAKAN SAMPE KEBENTUR GINI!! KAMU MEMANG PEMBUNUH!!" Ucap Revan.

Dara tidak memeperdulikan ucapan Kevan ia memegang pinggangnya yang kesakitan. sakit sekali. Dara melihat Revan yang membopong Dira dan sepertinya akan dilarikan ke rumah sakit.
"K-kaak.. D-daa.. ra.. i.. kut" dengan sisa tenaga Dara mengucapkan itu lalu terlelap tidak ingat apa apa lagi
Sepulang sekolah ia hendak mengunjungi om Odi, sudah lama ia tidak berkunjung ke rumahnya.
"Assalamualaikum om" ujar Dara "Waalaikumussalam eh dara sini masuk" balas Odi "Om.. Dara kangen tante Keli mana om?" "Ada ko di dalam masuk saja" Dara masuk ke rumah om Odi, yap kalau Dara kesepian atau sudah merasa di titik rendah ia pergi menemui om dan tantenya.

"Tantee Keliii... Dor!!" Dara hendak mengejutkan Keli namun Keli sama sekali tidak terkejut "Kamu mau ngagetin tante tapi malah manggil dulu gimana sih kamu hahaha" ucap Keli "Yamaap abisnya tante gapernah kaget kaget si " "Kamu tuh yang salah ngagetin bilang dulu hadeuhhh" Timpal Odi "Tunggu, sayang ini kenapa mata kamu bengkak? ini apa ko pipi kamu aneh si?" Tanya Keli, Dara tak bisa menceritakan semuanya ini terlalu pahit untuk diceritakan. "Jangan jangan ini keluarga km lagi? Ya, Odi dan Keli mengetahui semua rahasia Dara "Om uda bilang apa kamu tinggal sama om aja, om akan ambil hak asuh kamu kebetulan om juga tidak punya anak" ajak Odi "Tidak, Dara sayang mama papa ka Kevan dan Dila" ucap Dara, karena perkataan Dara Odi dan Keli tak bisa apa-apa ia hanya bisa berdoa atas keselamatan Dara.

Sepulang dari rumah Odi dan Keli Dara berjalan sendiri menyusuri jalan yang gelap. Ya, dia sengaja agar tidak cepat sampai rumah. Diarah kejauhan terlihat lampu motor yang menyorot terang lampu itu mulai mendekati Dara.
"Dar malem malem gini pulang sendirian abis darimana?" tanya Galuh -pacarnya Sasa-
"Eh.. ini aku abis plg dari rumah om" jawab dara
"Oh, ayo aku anter gabaik cewe sendirian malem malem" ajak Galuh
"Ah gausaa uda gapapa ko sendiri aja udah biasa hehe" tolak Dara
"Ayo Dar sekali iniii aja" Karena Galuh terlalu memaksa Dara dan tidak ada pilihan akhirnya Dara plg dengan Galuh karena terpaksa.

***

Dilain tempat ada seseorang yang memfoto Dara dan Galuh ia merasa memiliki senjata untuk menghancurkan Dara.

part#9

pengorbanan terakhirku untuk kalian, aku sudah lelah.

****
Cahaya matahari masuk kedalam mata sedikit demi sedikit mata Dara mengerejap. Infusan menempel di tangannya sambil merasakan pusing ia kembali merasakan sakit di area pinggang.
"Dara? kamu sudah sadar? kamu sedang ada dirumah sakit" tanya dokter
"Dok.. saya gapapakan? kenapa pinggang saya sakit sekali..? tanya kembali Dara
"Dara saya tidak tau harus memberitahu siapa, kamu sakit serius Dara" ucap dokter
"Sa-ya.. sakit apa dok?" tanya Dara
"Akibat benturan ginjal kamu rusak, dan harus cepat cepat mencari donor karna kalo tidak ginjal kamu tidak akan bertahan lama" ucap dokter

Bagai dihantam seribu besi ia merasa sangat sedih sekali, keluarga mencapakkannya, Farel pergi, sahabatnya pergi dan sekarang penyakit yang menemaninya. Dara ingin mati hariitu juga.

***

Sehari setelah mengetahui hal itu membuat Dara diam seribu bahasa. Lalu seorang lelaki masuk kekamar rawatnya ya, dia adalah Revan.
"Dar, gue udah ngebebasin kamu dari rumah sakit jiwa" ucap Revan
"Tapi semua itu ga gratis" Dara tidak mempedulikan ucapan Revan
"Dira kritis, dia kekurangan darah dan hanya kamu yang memiliki darah sama, jadi sebagai gantinya kamu harus donorin darah kamu ke Dira" ucapan Revan sukses membuat mata Dara hampir keluar, setelah ia dicampakkan lalu sekarang disuruh untuk mendonorkan darahnya.
"Aku gabisa, aku lagi sakit dan itu tidak mungkin" jawab Dara
"Aku gamau tau selamatin adik aku atau kamu masuk penjara!" Setelah mengatakan hal itu Revan keluar dari ruangan Dara.

Dara menangis, lagi. Seakan tiada habisnya penderitaan Dara. Kenapa takdir begitu kejam? kenapa mereka tidak bisa mengganggapku lagaknya seorang anak, adik, saudara? rasanya aku ingin mati saja. Secara batin ia sakit secara fisik dia tersenyum.Ini tidak adil. Tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain menuruti permintaannya. Baik, kalo itu mau kalian akan aku ikuti dan setelah itu akan tidak akan ada dihadapan kalian lagi.

part #10

ini yang terakhir setelah ini ikhlaskan aku

***
Pagi ini detik ini Dara berada di ruang dokter yang menangani Dira. Dara akan diperiksa atas kecocokan darah, dan resiko lainnya. Disana terlihat ada papah, mama, dan Revan.
"Harus saya perjelas. Darah Dara memang sangat cocok dengan Dira mungkin karena Dara adalah kembaramnya. Tapi... Kondisi Dara akan sangat membahayakan jika melalukakan donor darah itu akan membuat resiko yang besar buat Dara" jelas dokter
"Kalo donor ini tidak dilakukan bagaimana dok?" tanya Revan
"Kita harus menunggu pendonor lain yang sehat tapi itu kemungkinan memakan wakti yang sangat lama sedangkan kondisi Dira saat ini kritis" jawab dokter

Mendengar pernyataan itu Dara sudah bisa menebak mereka akan tetap memaksa Dara untuk mendonorkan darahnya walaupun iitu berbahaya baginya.
"Kalo begitu saya mau periksa pasien lain dl, jika setuju tolong tanda tangani ini dan pikirkan baik baik resikonya" Dokter menonggalkan ruangan menyisakan Dara dan keluarganya

"Saya gamau tau kamu harus mendonorkan darah kamu" ucap papahnya
"Betul Dara apa kamu tega akan membiarkan Dira seperti itu?" kata mamanya
"Apa keberadaan Dara sangat tidak diingkan oleh keluarga ini? Apa kepergian Dara akan membuat kalian semua senang?" Ucap Dara dengan menahan tangisnya
"Ngomong apa kamu Dara! cepat tandatangani ini ucap revan.
"baik saya akan tanda tangan tapi dengan satu syarat setelah pendonoran darah selesai kalian tidak boleh ikut campur dengan urusan ku lagi dan mencari-cari keberadaanku lagi" jawab Dara
"baik kalau itu mau kamu akan kami lakukan, sudah cepat tanda tangani ini!

Dara menandatangani surat pendonoran darah tereebut dan langsung kembali ke kamarnya.

***
Siang hari Dara sedang melamun di kamarnya. Tiba-tiba pintu kamar dara terbuka menampilkan sosok yang sangat ia butuhkan.
"Daraa...... kamu sakit apa nak?" ucap Odi
"Om Tante kalian tahu dari mana aku ada disini" tanya Dara
"Itu tidak penting kenapa kamu ada disini dan tidak memberi tahu kami" tanya Kelli
"Dara hanya tidak ingin merepotkan Om dan Tante saja" ucap Dara
"Dara kamu tidak boleh berbicara seperti itu sebenarnya kamu sakit apa sih sampai tidak ingin bilang kepada Om dan Tante"
"Sebenarnya Dara sakit gagal ginjal Tante" jawab Dara
"Astagfirulloh terus keadaan kamu sekarang bagaimana?"
"Aku gapapa tante tidak usah khawatir"

"Dara siap-siap jam empat kamu harus donor darah" ucap Revan sambil masuk ke ruangan dara
"Donor darah untuk apa?" tanya Odi
"Ya untuk Dira lah Om Dira sekarang ada di IGD akibat ulah dia tu om"
"Memang Dira kenapa?" tanya Odi
"Dia sedang kritis dan butuh donoran darah"
"Dengan kondisi Dara yang seperti ini?"
"Ya iya la dia harus tanggung jawab"
"Revan! adikmu sedang sakit dan kamu nyuruh dia buat donorin darah nya? kamu sadar ga si resiko yang bakal di tanggung Dara nanti apa?!!" ucap Kelli
"Pokoknya Revan gamau tau Dara harus donorin darahnya sesuai surat persetujuan!" Setelah mengucapkan kata kata itu Revan pergi dari kamar Dara.

"Hikss.. hikss.. Tantee.. Om.. Dara harus bagaimana" tangis Dara
"Dara kamu yang sabar ya tante pasti bantu kamu"
"Sabar setelah pendonoran om bakal bawa kamu ke rs lain oke"

***

part #11

Dunia ini terlalu sempit untuk ku jelajahi, aku ingin pergi ketempat yang lebih luas.

***
Yaa.. setelah pendonoran Dara kembali ke ruangan. Kepala Dara sangat beratt ia bahkan tidak bisa melihat dengan jelas.

"DARAAAAA!!!!! I'M COMING, I MISS YOU!!!"  

Ternyata suara itu adalah suara Zara. Ya, teman yang pindah ke AS. Dara memasang wajah agar terlihat baik baik saja.

"Zaraaaaaaa!!!!"
"Dara kamu ko bisa disini?" tanya Zar
"Iya aku lagi ga enak badan aja hehe"
"Oh ya Dilla dan Sasa kemana ko ga nemenin kamu si"

Pertanyaan itu.. tidak mungkin Dara menceritakannya ia tidak ingin Zara membenci Dilla dan Sasa.

"Mereka baru aja pulang ko" Dara tersenyum tipis dan beribu maaf ia ucapkan dalam hati
"Ooh, kita jalan jalan yu.. kamu duduk di sini nnt aku dorong kita ke taman" Ajak Zara
"Ayoooo"

***

"Zar disana enak ya"
"Enak ga enak siih, tapi lebih enak disini lah banyak teman"
"Aku ingin kesana deh menjelajahi duniaa"
"Dar.. disana itu udaranya dingin sekali dan musimnya gabaikk tapi pemandangan disana emang bagus bgt"
"Aku ingin pergi.."
"Nanti deh kalo kamu udah sembuh kita liburan berempat, aku mau ngajak kalian ke salah satu tempat..."

Suara Zara kian mengecil mata Dara sayup sayup menutup dan sampai lah Dara tertidur dan tak bisa mendengar cerita Zara

"ke salah satu tempat favorit aku disana, disana kita bisa lihat.. Dara? Dar?" Karena tidak mendapat sahutan Zara mulai panik
"Daraaaa! bangun!! suster !! dokter!!"

***

Disinilah Dara diruangan dengan penuh ketengangan. Terlihat dari dalam diluar ada Odi, Kelli, dan Zara.

"Om dari tadi ko saya ga liat mamah papah Dara, kemana ya?" Tanya Zara
"Zara.. kamu tau sendiri kan keluarga Dara seperti apa? Sekarang mereka lagi nganter Dira hariini dia pulang"Jawab Om
"Dara tu ya wanita paling kuat, dia di buang keluarganya, dicampakkan kekasihnya, sekarang teman teman nya ikut ngejauhinnya" Ucap Kelli
"Teman.. teman? Maksud tante Sasa dan Dilla? Mereka kenapa?" Tanya Zara
"Yaa.. mereka menuduh Dara merebut pacar Sasa padahal waktu itu posisinya Dara jalan pulang sendirian malem malem mungkin gara gara ditawari tebengan"
"Terus Sasa dan Dilla tau dari siapa berita ini?"
"Ada foto yg memperlihatkannya dan itu ulah Dira"
"Kejam! ini gabisa dibiarin aku mau ketemu mereka dulu om tante"

Setelah mengucapkan itu Zara pergi dari rs namun di cegah Odi dan Kelli.

"Zara tunggu!!"
"Iya kenapa tan?"
"Dokter td blg Dara sudah tidak bisa disini lagi ia harus pergi kerumah sakit yang lebih besar dan kami siap memindahkan Dara"
"Haa.. kemana tan..?"
"Belum tau karena Om Tante gaada kenalan diluar"
"Coba gini deh, gimana kalo Dara kita bawa ke AS aku sekarang tinggal disana dan kedua orang tuaku punya kenalan dokter yang handal disana"
"Zara serius? Alhamdulillah" Kelli memeluk Odi karena sangat bahagia
"Iya.. tapi Zara ingin membuat Sasa dan Dilla menyesal karena sudah meninggalkan Dara"
"Setuju Om dan Tante akan mengobrol dengan keluarga Dara segelah itu malam ini juga kita semha berangkat ke AS"
"Baik Om Tante Zara pamit duluan ya"
"Hati hati nak.."

***

part #12

diakhir tu namanya penyesalan kalo di awal  namanya pendaftaran, hehe -Dara

***
"Sasa Dara kita ketemu yu dirumah Sasa, aku otw sekarang" Begitu pesan singkat yg dikirim Zara ke sahabatnya

Begitu sampai di rumah Sasa, Zara disambut dengan baik.

"ZARAAAA AKU KANGEN KAMUUU!! KAMU PULANG KO GA KABARIN AKU SI" Ujar Sasa
"Zar gimana ada cogan ga disana buat aku lah hehe" Kekeh Dilla
"Ada yang perlu aku omongin" Ucao Zara sengan wajah datar
"Ayo ayo ke kamar aja biar enak"

Setelah sampai dikamar Sasa Zara langsung to the point.

"Sa, Dil aku mau ngomong serius"
"Ngomong apa sih Zar" Jawab Sasa
"Ada masalah apa kalian sama Dara" Tanya Zara
"Yaelah Zar kamu jauh jauh dari AS cuman mau bahas ini?" Tanya Dilla
" Tau ah aku males" Kata Sasa
"Denger, aku udah tau masalahnya dan stop salahin Dara karena dia ga salah"  Ucap Zara
"Ga salah gimana? Jelas jelas dia pulang bareng sama pacar aku Zara" Sela Sasa
"Kamu mikir ga sihh? Dara orang yang udah baik banget sama kamu yang sering nolong kamu, nemenin kamu, ngasih solusi kamu, berbuat buruk di belakang kamu? Kamu mikir ga si seberapa berat beban hidup dia dan sekarang kalian tambah dengan kalian ningalin Dara, hati kalian dimana?" Ucap Zara
"Yaelahhh sekali pengkhianat tetep pengkhianat kali " Jawab Dilla
"Dilla! Seberapa banyak kamu di tolong sama Dara? Apa Dara pelit? Engga. Inget dia sahabat kamu sahabat kalian sahabat kita dan sekarang Dara butuh kita! Kenapa selama aku pergi kalian ga bicara ke aku? Apa gunanya aku sebagai sahabat? Data datang ke Indonesia melihat kalian seperti ini dan keadaan Dara kritis aku apa ga sedih?" Jawab Zara
"Kritis?" Tanya Sasa
"Ya Dara kritis karena akibat ulah kalian. Coba kalian ga musuhin Dara pasti Dara gaakan minum obat penenang, obat tidur, dan yang paling parah Dara melakukan Self Injury dalam keadaan begini dia harus donor danar buat saudara kembarnya. Apa kalian tega meninggalkan dia dalam keaadaan seperti itu?!!!!" Emosi Zara mulai tak ke kontrol
"Dara?? Apa benar Dara dalam kondisi seperti itu?" Tangis Dilla mulai pecah
"Daraaa maafiin akuuuu:((" Teriak Sasa
"Sudah cukup! Kalian betul betul jahat" Zara keluar dari kamar Sasa dan menuju rumah sakit menemani Dara

***

part #13

apakah kalian akan sadar?

***
Ody, Kelly berada ruang tengah milik papahnya Dara terlihat disana ada mama dan papanya Dara, Dira, dan Revan, dan juga Farel

"Kedatangan saya bersama istri saya karena ada hal yang harus saya beritahu mengenai Dara" ucap Ody
"Kenapa lagi dengan anak itu? merepotkan" ucap mamanya Dara
"Dara kenapa om? dia baik-baik aja kan?" Tanya Farel
"Farellllll!!! ishh apaan si kamu ko kamu khawatir banget sama Dara! inget kamu tuh tunangan aku!" kata Dira sambil memukul lengan Farel

"Begini sekarang kondisi dia sangat betul betul tidak stabil. dia dalam keadaan kritis" kata Kelly
"HAAAAH? KRITIS??? KENAPA BISA???? SEKARANG DIMANA??" ucap Farel
"Fareellllllllllllll!!!!!!!"
"Diam! gara gara kamu aku harus pisah sama Dara!! jujur aku masih mencintainya, aku menyesal karena sudah meninggalkan dia! kamu jahat Dira!!!" teriak Farel

Yaa.. Farel masih mencintai Dara namun karena perusahaan milik papahnya membutuhkan dana dari papa Dira ia rela menolong orang tuanya dan meninggalkan Dara.

"Apa yang di perbuat gadis itu hingga kritis?" Jawab acuh Revan
"Kalian kesini ingin meminta uang karena kondisi Dara yang parah dan kalian tidak sanggup membayarnya?" Tanya papa

"Astagfirulloh kalian memang keluarga tidak punya hati ya, hey! Frans!(papanya Dara) apakah kamu tega melihat putri kecilmu kesakitan dan menangis seperti itu? apa kamu tega melihat pipi yang begitu putih mulus harus berubah warna menjadi merah biru akibat tamparanmu? mana jiwa ayah mu? kamu bahkan tidak pantas untuk disebut ayah! kau Siska (ibu Dara) apa kamu tega melihat putti yang kau lahirkan dengan sekuat tenaga terbaring dirumah sakit sendirian? ibu macam apa yang menuduh putrinya sendiri seorang pembunuh? kamu bahkan tidak pantas disebut seornag ibu. Revan! kau adalah anak pertama laki laki sosok kakak yang seharusnya menjaga adik adikmu tapi?? kamu malah menampar, mengacuhkan Dara! dimana hati nuranimu Revan? Kau Dira, kau sebut kau kembarannya saat darah yang kau butuhkan? kembaran macam apa kamu? yang tega memfitnah, menjambak, merebut pacar Dara yang hanya ia punya satusatunya orang yang berarti baginya dan melakukan hal menyakitkan pada kembaranmu sendiri? apa kamu tidak merasakan sakit ketika melihat saudara kembarmu kesakitan? dan kau Farel om tau kau masih mencintainya lantas mengapa kau meninggalkannya? apa kau tidak kasihan melihatnya? " ucap Ody sambil menitihkan air mata dan amarah yang sangat besar

"Saya disini ingin berbicara mengenai kondisi Dara. Dia kritis. Akibat benturan yang terjadi di rsj Dara mengalami gagal ginjal. ia membutuhkan ginjal agar bisa normal kembali. tapi kalian malah memaksanya untuk mendonorkan darah apa kalian tau efek sampingnya? Dara sangat sayang pada kalian terutama kamu Dira, dia rela mengorbankan hidupnya untuk menolong mu. setiap kalian semua menyakitinya dia selalu datang kepada kami dengan wajah yang sangat lesu dan tidak berniat untuk menceritakannya tapi kami selalu menekankan agar dia mau bercerita. Yaa setiap tamparan yang kalian kasih dia harus diam di kamar mandi menyalakan shower dan melakukan self injury ia lakukan itu saat dia dalam keadaan depresi. Dara tidak bisa tidur tanpa obat tidur makanya kondisi mengganggu jiwanya. tapi apa yang kalian lakukan? kalian memasukan Dara ke rumah sakit jiwa apa itu perbuatan yang sangat bagus?" ujar Kelly

semua orang hening bergelut dengan pikiran masing masing. Farel menagis diikuti Siska dan Dira. mereka enggan untuk menangis menahan karena gengsi mereka terllau besar.

"Itu saja yang saya ingin sampaikan. Frans tolong kuharap kalian tidak menyesal, Dara akan bersama kami. tolong jangan ganggu Dara lagi kami permisi, aslamualaikum"

Ody dan Kelly pergi meninggalkan rumah itu dan kembali ke rumah sakit. dirumah sakit Dara telah diurus oleh Zara yang akan bersiap siap pergi ke Amerika.

part #14

kesadaran kalian terlalu lama mah.. pah... Dara pergi...

***
"Pah.. mama mau lihat Dara"ucap Siska sambil menangis
"Mah pah Dira jahat sama Dara" ucap Dira
"Revan bukan kakak yang baik, Revan mau ke rs sekarang" sambil berlari mengambil jaket kunci ke kamar
"Ayo kita temui Dara papa rasa papa ingin mati saja kalo papa tidak bisa melihat Dara lagi"ucap Frans

Dilain sisi Dara sudah terbang bersama Ody, Kelly, dan Zahra mereka akan mengurus semua kesehatan Dara.

-dirs-

Keluarga dan teman teman Dara datang bersamaan sambil mengucurkan air mata. tanpa ba bi bu pintu di buka dan tampak ruangan itu kosong.

"Susterr suster!" ucap Frans
"Iya pak?" Jawab suster
"apa betul ini ruangan Dara?"
"iya betul"
"kemana Dara ko tidak ada?"
"Dara sudah dipindahkan ke rs lain pa, karena disini tidak memiliki fasilitas yang memadai"

Jawaban sang suster membuat mereka semua terhantam, Frans menyuruh anak buahnya untuk mencari di semua rumah sakit di seluruh jakarta. Siska mendekati kasur rumah sakit dan menemukan sepucuk surat.

"Pahhh lihat" sambil menunjukan surat itu
semuanya mendekati Siska
"aku ga sanggup bacanya.. pahh"
"biar aku saja yang baca" ucap Sasa

surat itu diberikan pada sasa. sasa membacanya.

Hai semuaa.. aku Dara. anak mama papah, adik kak Revan, kembaran Dira, pacar Farel dan sahabat Zara, Sasa dan Dila. harusnya begitu bukan? aku harap kalian menganggapnya seperti itu :) aku menulis ini beberapa jam sebelum pendonoran darah. yaa aku sudah tau konsekuensinya jadi aku menulis surat ini.

aku sudah maafkan kalian. maaf kalo kali ini aku harus pergi karena aku sudah sangat lelah. aku cape hidup sendirian.

Dara bukan pembunuhkan? Dara sayang sama ka Kevan tapi Dara gatau harus gimana saat kecelakaan itu, Dara udah nyuruh kak Kevan turun tapi kakak tetap ngotot. maafin Dara itu bukan salah Dara jangan menyalahkan Dara terus ya??

Dara pingin pelukan mama sama papa. Dara pingin kasih sayang sama kak Revan. Dara ingin berbagi cerita sama Dira. Dara pingin itu Dara ga ingin sendiri.

Tapi... Dara harus pergi. maaf jika Dara selalu merepotkan kalian ya. Oh ya kalo ketemu Farel tolong bilangin ini "jagain Dira ya Dara masih sangat sayang sama Farel tolong jagain Dira ya kalo Dara udah gaada. dan buat sahabat sahabat Dara, Dara ga marah kok Dara sayang kalian"

Tadi suster datang  beberapa menit lagi Dara akan diambil darahnya. Dara pamit ya semoga darah ini akan terus mengalir dan Dira akan kembali sehat.

Dara pamit... Asalamualikum :)
Dara sayang kalian

Semua tangis pecah. Penyesalan telah datang.

-selesai-

EPILOG

1 taun kemudian

Di negara yang jauh sana ada seorang gadis yang memotong rambutnya sambil meminum kopi. Ya, itu Dara. setelah memotong tambut ia kembali ke apartmennya.

"Om, tante, Zara makasih ya. makasih atas semuanya penyakitku sembuh, psikolog ku sehat, tapj aku belum berani pulang.. luka itu masih dalam" ucap Dara

"iya Dara tidak apa apa, kamu have fun aja disini ya kalau mau belanja belanja aja sepuasnya okay ini negara bahagiamu" ucap Kelly

Dara meninggalkan mereka dan masuk ke kamar. Dikamar ia melihat kejendela sambil menahan rindu ingin jumpa. Ia pun segera menulis untuk menumpahkan segala rasanua.

Apa kabar kalian? aku disini baik baik saja.

Mah pahh aku kangen, aku pingin peluk kalian. aku rindu kalian.

Dira..? gimana kamu sudah sehat? aku ingin kita pergi belanja bareng, cerita cerita bareng dan buat twins twins ala ala gitu.

Kak Revan.. aku kangen kak Kevan kaka kangen juga? Kak jangan pergi kaya kak Kevan ya.. aku ingin kaka sehat terus ya

Farel? apa kabar? apa kamu dengan Dira sudah tunangan? aku masih sayang kamu rel..

Sasa? Dilla? aku kangen kaliann aku kangen jajan baso bareng kalian aku ingin menginap bareng kalian lagi.

Dara sehat, nanti kalo Dara sudah sembuh benar Dara akan pulang ko. Dara rindu kalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun