Dara dengan tangan bergetar memandang foto yang di lemparkan Sasa. Ya foto itu adalah foto dimana Dara dan Galuh sedang pulang bersama.
"Sa.. kamu salah paham ga kaya gitu ceritanya sa" Dara menarik tangan Sasa namun seketika ditepis oleh Sasa.
"Lepas! aku ga sudi bersentuhan sama orang munafik kaya kamu, mulai sekarang lo bukan sahabat aku lagi titik!!!!" dengan emosi Sasa menekankan kalimat itu semua
Dara pergi ke rooftop tempat dimana dia bisa menenangkan diri. Ia terisak nangis ingin rasanya ia mati hari itu juga.
"APA TAKDIRKU SEJAHAT INI? KAPAN AKU BAHAGIA? KAPAN AKU BISA TERTAWA? KAPAN....?!!!!" Diatas rooftop Dara berteriak dengan sangat keras lalu ia turun dan meninggalkan sekolah ia ingin beristirahat.
***
Sesampainya di rumahnya Dara. Ya dia balik kerumahnya hanya untuk mengambil barang. Tapi ia berfikir untuk menidurkan badannya terlebih dahulu tapi di bagian tangannya ada yang mengganjal Dara melihat dari ada kotak berwarna hitam, fokus Dara teralih tangannya mulai mengambil kotak hitam itu. Setelah dibuka betapa  terkejutnya Dara melihat ada foto dirinya yang di corat coret dengan darah dan ada sepecuk surat berisi "Dara!!! kau pembunuh!!! kembalikan Kevan kepada kami!!"
Brak!!!!!! bayangan itu muncul kembali, Dara menyingkirkan semua barang itu.
"TIDAK!!!!! BUKAN AKU!!! AKU TIDAK MEMBUNUH, AKU BUKAN PEMBUNUH!!" Teriak Dara sambil menjenggut jenggut rambutnya
Dari pintu terlihat papah mamanya yang datang
"Dara kamu kenapa?!! berisik gausa teriak teriak" ucap mamanya
"DARA BUKAN PEMBUNUH!!!" teriak Dara
"Dara sadarrr!!! kamu itu monster, monster yang mengerikan!!" ucap papahnya
"TIDAK!! PERGI KALIAN SEMUA!! KALIAN SUDAH MENGHANCURKAN HIDUPKU!!" usir Dara kepada mama dan papahnya
"Kamu gila Dar, sini saya akan memasukan kamu ke rumah sakit jiwa" Dengan paksaan Dara di gotong keluar ruman menuju mobil.
Sesampainya di gedung berwarna biru bertuliskan "FUMAH SAKIT JIWA ABADI" Dara hanya menghela nafas ia sudah pasrah dan tidak tahu harus bagaimana lagi
"Maah.. Pah... Dara ga gila hiks hiks" ujar Dara
"Ayo Dara saya gamau nama keluarga saya tercoreng hanya gara gara kamu!!!!!"
Benar mama dan papahnya sangat tega mereka memasukkan Dara ke rumah sakit jiwa dan disini lah Dara kamar yang serba putih dengan wajah pucat dan rambut acak acakan, Dara memandang dengan tatapan kosong ia sudah lelah dengan semuannya.
part #8
Hampa, Â kosong, dan tidak berarti.
***
Sudah seminggu Dara disini dan kemarin teman temannya adatang mencaci maki Dara berarti satu sekolah sudah mengetahui dimana Dara sekarang. Dara tidak peduli. Ia sudah pasrah atas semuanya. Ia ingin memejamkan mata setidaknya disini ia bisa sedikit lebih tenang.