Aku terbangun, menengok kanan-kiri dalam keadaaan setengah sadar sambil mencoba mengumpulkan nyawaku yang masih menginginkan aku kembali ke alam mimpi. Setelah nyawaku terkumpul dengan sepenuhnya aku mencoba meraih ponsel genggamku, ku lihat disana tertera jam 4:15. Aku bangkit dari tempat tidurku dan bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat subuh. Air mengalir disetiap inci tubuhku, sensasi dingin terasa menyejukan sekaligus membuat tubuhku menjadi sangat segar. Selesai wudhu aku bergegas mengganti pakaian dan berangkat menuju masjid.
      Dimasjid ini cukup banyak orang yang shalat subuh secara berjamaah, cukup banyak anak kecil yang datang kemasjid walaupun dengan muka yang rindu dengan kenyamanan kasur mereka masing-masing. Sudah saatnya shalat dimulai, aku memilih tempat tepat ditengah-tengah para jamaah. Shalat berlangsung dengan lancer tanpa ada kendala. Shalatpun berakhir dan sebagian ada yang mengobrol, ada yang membereskan masjid dan ada yang memilih kembali kerumah masing-masing. Aku memilih membantu membersihkan masjid bersama beberapa temanku, ada yang membereskan peralatan shalat atau menyapu ubin masjid. 30 menit berlalu dan jam sudah menunjuk pukul 5 pagi, aku harus pulang karena aku tidak ingin terlambat masuk sekolah. Setelah berpamitan dengan beberapa bapak-bapak yang masih disana aku menuju rumahku yang jaraknya tidak terlalu jauh itu.
      Sesampainya aku dirumah aku langsung menyambar handuk yang tergantung disamping pintu kamarku karena aku belum sempat mandi saat tadi sebelum kemasjid. Didapur aku sudah melihat ibuku sedang memasak. Jika ditebak dari wanginya, sepertinya ibuku sedang memasak ayam kecap, tapi sudahlah, aku akan segera mengetahuinya nanti. Dalam 20 menit aku selesai membersihkan diriku dan menggunakan seragam yang tentu saja sudah disetrika. Aku membereskan buku yang aku perlukan disekolah kedalam tasku. Aku tak sengaja melihat kartu peserta ujianku disamping buku paket Bahasa Indonesia.
Nur Wachid Kalingga
XII IPA 7
Itulah namaku, Nur Wachid Kalingga, biasa aku dipanggil wachid (baca: wahid). Aku memiliki 2 saudara perempuan bernama Fanny Chintya Kalingga si nomor 2 dan Vanny Alya Kalingga sibungsu. Ayahku memberiku nama depan Nur yang memiliki arti cahaya agar kelak aku menjadi cahaya bagi adik dan keluargaku.
"Ka, cepet bangunin adik-adik kamu, nanti terlambat." Teriak ibuku dari dapur
      Aku segera bergegas keluar dari kamar, membangunkan kedua adikku dari tidurnya yang lelap. Akhirnya aku bisa membangunkan mereka meskipun ada drama adu mulut antara aku dan mereka berdua. Aku segera pergi kedapur, mengambil makanan dan makan diruang tengah sambal menonton kartun kesukaanku sejak kecil, Spongebob Squarepants. Selesai makan aku kembali kekamar dan mengambil tas dan segera bersiap diri pergi kesekolah. Didepan rumah aku memakai sepatuku dan ibuku ada tepat dibelakangku. Selesai memakai sepatuku aku izin kepada ibuku untuk pergi kesekolah
"Wachid pergi dulu ya bu." Ucap diriku sambil mencium tangan ibuku
"Iya, hati-hati dijalan, belajar yang bener disekolah. Ini bekel kamu"
"Siap bu, Wahid pergi dulu ya. Assalamualaikum."