Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Angin yang Berdansa dengan Sunyi

28 Agustus 2024   05:55 Diperbarui: 28 Agustus 2024   09:40 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Muhsin menahan baik-baik perasaan haru di dadanya, menutupinya dengan senyuman. Matahari mulai enggan diajak bermain. Rupanya mata dan badan Elly juga.

"Kita pulang, Elly. Menyenangkan sepanjang sore di tempat ini bersama Elly. Akan Paman ingat perjalanan kita sore ini, selamanya."

Air keemasan terpantul. Muhsin berjalan menyusuri tepian sungai dan danau, mendukung badan kecil yang lelah di punggungnya. Elly terpejam, menggumam pelan.

"Paman",

"Mm?"

"... tinggallah bersama Elly."

"Mm", sahut Muhsin tersenyum.

Langit jingga keemasan, sinar matahari membuat bayang-bayang badan terlihat memanjang menjauhi garis tepian danau.

"Elly masih bersama Paman?"

"Mm..."

Muhsin melanjutkan langkahnya. Pucuk pohon kelapa gading di muka rumah Elly mulai terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun