Muhsin menahan baik-baik perasaan haru di dadanya, menutupinya dengan senyuman. Matahari mulai enggan diajak bermain. Rupanya mata dan badan Elly juga.
"Kita pulang, Elly. Menyenangkan sepanjang sore di tempat ini bersama Elly. Akan Paman ingat perjalanan kita sore ini, selamanya."
Air keemasan terpantul. Muhsin berjalan menyusuri tepian sungai dan danau, mendukung badan kecil yang lelah di punggungnya. Elly terpejam, menggumam pelan.
"Paman",
"Mm?"
"... tinggallah bersama Elly."
"Mm", sahut Muhsin tersenyum.
Langit jingga keemasan, sinar matahari membuat bayang-bayang badan terlihat memanjang menjauhi garis tepian danau.
"Elly masih bersama Paman?"
"Mm..."
Muhsin melanjutkan langkahnya. Pucuk pohon kelapa gading di muka rumah Elly mulai terlihat.