dalam raga, tetapi sungguh dua dalam satu daging. Bila dagingnya itu satu,
satu pulalah roh mereka" (Tertulianus, ux. 2,9)
"Cinta kasih suami isteri mencakup suatu keseluruhan. Di situ termasuk semua unsur
pribadi: tubuh beserta naluri-nalurinya, daya kekuatan perasaan dan afektivitas,
aspirasi roh maupun kehendak. Yang menjadi tujuan yakni: kesatuan yang bersifat
pribadi sekali; kesatuan yang melampaui persatuan badani dan mengantar menuju
pembentukan satu hati dan satu jiwa; kesatuan itu memerlukan sifat tidak terceraikan
dan kesetiaan dalam penyerahan diri secara timbal balik yang definitif, dan kesatuan
itu terbuka bagi kesuburan. Pendek kata: itulah ciri-ciri normal setiap cinta kasih
kodrati antara suami dan isteri, tetapi dengan makna baru, yang tidak hanya
menjernihkan serta meneguhkan, tetapi juga mengangkat cinta itu, sehingga menjadi