Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 19 Akhir Perang dan Datangnya Tamu (Cersil STN)

30 Maret 2024   21:57 Diperbarui: 2 Juni 2024   14:12 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebentar kemudian mereka telah sampai di depan balai kademangan.  Ki demang Sentika telah menunggu di depan balai itu. Di belakangnya berdiri beberapa orang pengawal.

Ketika ia melihat lelaki yang dikawal oleh empat orang pengawal  bersenjata pedang terhunus itu ia menarik nafas panjang. Seolah ia mengeluarkan semua beban kecemasan di hati.  Apalagi melihat lelaki itu membawa bendera kecil putih di tangannya. Semua kegelisahannya hilang lenyap.

"Selamat malam ki demang. Hormat saya untuk ki demang" kata utusan itu, sambil membungkukkan badan.

"Terima kasih. Ki sanak.  Aku terima salam hormatmu. Kami semua gelisah mendengar kuda berlari kencang di malam gelap ini. Tentu kau sudah tahu sebabnya.  Kademangan Majaduwur baru saja digoncang prahara yang mendebarkan."

"Saya mohon maaf ki demang kehadiran saya mendatangkan kegelisahan di hati warga kademangan ini.  Tapi saya tak punya pilihan, karena harus mengenban tugas dari Gusti Senopati Narotama untuk saya sampaikan kepada ki demang"

"Gusti Senopati Narotama ? Pesan apakah itu ? " tanya ki demang.

"Pesan ini sedikit rahasia.  Maka saya diperintah untuk bisa menyampaikan kepada ki demang saja. Orang lain belum boleh tahu."

"Oh, baiklah, baiklah. Aku juga lupa menyilahkan kamu masuk balai kademangan dulu. Maafkan aku."

"Marilah ikut aku naik ke pendapa."

Ketika ki demang balik badan serta melangkahkan kakinya masuk pendapa, caraka itu mengikutinya di belakang. Ki demang memberi isyarat dengan tangan agar para pengawal tidak mengikutinya menemui caraka itu di pendapa. 

"Silahkan duduk ki sanak" ki demang menyilahkan tamunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun