Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 19 Akhir Perang dan Datangnya Tamu (Cersil STN)

30 Maret 2024   21:57 Diperbarui: 2 Juni 2024   14:12 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hiya hiya hiya"  orang itu mempercepat lari kudanya.

Ketika telah mendekati pintu regol masuk wilayah kademangan, lelaki itu melihat seseorang berdiri di tengah jalan.  Tangan kirinya membawa obor, tangan kanannya mengangkat tangan. Itu adalah permintaan, atau bahkan perintah, agar si penunggang kuda melambatkan tunggangannya.

"Berhenti ki sanak !!!" katanya tegas.

Penunggang kuda itu menghentikan kudanya. Ia kemudian meloncat turun dari kuda.  Ia angkat bendera kecil putihnya sebagai isyarat ia datang dengan damai.  Tidak bermaksud membuat keonaran di kademangan itu.

"Siapakah kamu ki sanak ?" tanya pengawal.

"Namaku Prana. Aku hanyalah seorang caraka.  Diutus kanjeng Senopati Narotama untuk menyampaikan pesan penting kepada ki demang Sentika di Majaduwur"

"Bersediakah kau meninggalkan kudamu di sini. Dan jalan kaki diantar para pengawal menghadap ki demang ?" tanya pengawal.

"Tentu kami bersedia. Bahkan berterimakasih sekali diantar menghadap langsung kepada ki demang."

"Baiklah tunggu sebentar.  Biar kudamu diurus temanku. Jangan kawatir ia akan aman di sini.  Bahkan kami akan memberinya minum dan makan."

"Terima kasih." jawab caraka itu.

Sebentar kemudian lelaki itu berjalan diikuti empat orang pengawal bersenjata pedang terhunus.  Caraka itu tidak tersinggung atas perlakuan para pengawal kademangan Majaduwur. Ia berjalan dengan tegap, hatinya sama sekali kalis dari semua rasa takut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun