"Namaku Narto, Sunarto. Â Orang kampung menambahinya dengan julukan Celeng. Â Jadi namaku terkenal Sunarto Celeng."
"Kenapa begitu kek ?"
"Saat muda aku pemburu ulung Babi hutan. Â Tak ada pemuda sini yang mampu mengalahkan aku. Raja Babi hutan yang bertaring panjang dan melengkung, yang konon kebal senjata apapun, takluk denganku. Â Aku hanya menggunakan tombak pendek saat berburu."
"Namaku Sembada kek. Â Aku dari padepokan Cemara Sewu, di kaki gunung Wilis sana."
"Jauh sekali kau mengembara sampai ke sini."
"Belum terlalu jauh kek."
"Aku Ranti, ini adikku laki-laki bernama Santo, yang kecil itu Santi." Â Gadis remaja cucu sulung kakek memperkenalkan diri.
"Oya kek. Â Nanti sore aku pingin nonton perayaan merti desa di bale Sambirame."
"Kalian bertiga ? Â Ada tontonan apa di sana ?."
"Ada pertunjukan tari kuda kepang. Â Malamnya pagelaran Wayang Beber. Â Besuknya ada lomba ketangkasan, Pencak Dor."
"Yah, nanti kakek antar, kalau pingin lihat. Â Kasihan sama Santi kalau pulang kemalaman."