Oleh: Tri Handoyo
Seperti biasanya, Kanjeng Wotwesi tampak seolah-olah memotivasi Kencanawati untuk kerja keras membesarkan usaha. Sebagai kosekuensinya, penambahan modal adalah kewajiban. Sesuai perjanjian kedua belah pihak, mereka harus Kembali melakukan setor modal.
Kanjeng Wotwesi menemui Kencana di taman. "Kakek punya rencana untuk memperbesar usaha. Kali ini kita perlu modal seribu kilogram emas. Kamu sanggup setor berapa?"
Dengan gugup Kencana menjawab, "Maaf, Kek, saat ini saya cuma punya seratus kilogram."
"Tidak apa-apa. Jangan terlalu khawatir, sementara itu dulu tidak apa-apa dan sisanya saya pinjami. Ingat lho, ini pinjam!"
"Baik! Terima kasih, Kek!"
"Dan ada bunganya. Yaa.., bisnis tetap bisnis kan!"
"Tapi apa tidak sebaiknya saya diskusikan dulu masalah ini sama Kangmas Klebat?"
"Tidak perlu. Cucuku itu tidak pernah tertarik dengan persoalan bisnis! Dia bahkan sepertinya tidak tertarik dengan uang!"
Ketika Kencana di lain waktu menceritakan hal itu kepada ayahnya, dan ayahnya tidak mempersoalkan. Semua urusan bisnis perkapalan memang sepenuhnya telah diserahkan untuk dikendalikan olehnya.