"Ki Wiryo, Warsito dan Dewan, aku harap kalian sudi menginap semalam di tempat ini!" kata Ki Kalong. "Nanti malam biar Warsito dan Dewan membantu Ki Bajul dan Ki Golok Maut untuk menjalankan aksinya!"
"Baik, Ki Kalong!" jawab Ki Wiryo dengan nada senang. Sementara Warsito dan Dewan masih nampak bimbang.
Ucapan Ki Kalong Wesi itu seolah sebuah perintah yang tidak bisa dibantah. Wajahnya yang seram seolah-olah menyampaikan ancaman, 'Orang yang sudah tahu tempat ini, tidak mungkin bisa keluar dalam keadaan hidup, kecuali harus menjadi bagian dari kami!'
Orang yang berperasaan halus seperti Dewan tentu saja dapat menangkap kecurigaan yang terkandung dalam sikap dan pandang mata Ki Kalong dan para anak buahnya. Dengan kekuatan batinnya dia menekan perasaan itu supaya mukanya tidak menyatakan sesuatu, kemudian dia berusaha bersikap sewajar mungkin. Seandainya Kerajaan Daha masih ada, Perkumpulan Wong Langit itu pasti akan berhadapan dengannya sebagai lawan yang harus dibasmi.
"Warsito dan Dewan, kalian siap membantu aksi kami nanti malam?" tanya Ki Golok Maut dengan wajah penasaran, "Marampok orang-orang kaya?"
"Baik!" balas Warsito dan Dewan hampir bersamaan.
"Siap, bukan baik!"
"Siaaap!"
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H