4. Sumelang (Khawatir Berlebihan terhadap Keadaan yang Belum Terjadi)
Makna: Sumelang adalah perasaan cemas, khawatir, atau was-was terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi di masa depan.
Akibat:
- Menguras energi mental dan emosi tanpa alasan yang jelas.
- Menghalangi keberanian untuk mengambil langkah ke depan.
Solusi:
- Menghadirkan kesadaran pada saat ini (saiki, ing kene, lan ngene - sekarang, di sini, dan begini).
- Percaya pada proses kehidupan dan tetap melakukan yang terbaik dalam kendali kita.
Dampak Sifat Buruk
Ki Ageng Suryomentaram menjelaskan bahwa sifat buruk ini bisa menimbulkan dua dampak besar:
1. Raos tatu (rasa luka): Luka batin yang mendalam, baik karena iri hati, sombong, kecewa, maupun khawatir.
2. Ciloko peduwung (celaka berkelanjutan): Situasi buruk yang terus-menerus terjadi akibat tindakan atau pikiran negatif yang bersumber dari sifat-sifat tersebut.
Ajaran Ki Ageng untuk Mengatasi Sifat Buruk
- Mawas Diri: Melakukan introspeksi dan pengendalian diri terhadap emosi negatif.
- Menerima Keseimbangan: Menyadari bahwa hidup penuh dengan siklus suka dan duka, sehingga penting untuk hidup dengan sikap sabar lan nrimo (sabar dan menerima).
- Mengendalikan Karep: Sesuai dengan ajaran "6 SA" (sa-butuhne, sa-perlune, sa-cukupe), manusia harus mengendalikan keinginan agar tidak berlebihan.
- Melepaskan Kemelekatan: Menyadari bahwa segala sesuatu bersifat sementara dan fokus pada apa yang benar-benar penting.