Mohon tunggu...
taufiq candra
taufiq candra Mohon Tunggu... Freelancer - Saya adalah mahasiswa di salah satu universitas swasta di Jakarta.

Saya menulis di kompasiana dalam rangka untuk belajar bagaimana menulis yang baik dan menginspirasi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Potret Jeritan Syair Anak Jalanan

28 Februari 2018   19:05 Diperbarui: 1 Maret 2018   11:58 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak kenal dengan novel Surat Kecil Untuk Tuhan. Novel yang satu ini sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia yang juga menjadi gandrungan untuk setiap generasi.  Ceritanya yang hangat di hati dan cara penceritaan yang terkesan mengalir dan tidak membosankan membuat nama novel ini kian harum di balik derasnya novel-novel yang terbit. 

Sekitar 7 tahun yang lalu novel ini mampu menarik perhatian pembaca dan memberikan pemaparan kisah yang sarat dengan makna. Inti cerita yang bersumber dari kisah nyata seorang gadis bernama Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke yang mengidap penyakit kanker jaringan lunak (Rhabdomyosarcoma)ganas, rasanya mampu menguras air mata pembacanya sehingga takheran jika Surat Kecil Untuk Tuhan termasuk dalam jejeran novel bestsellerIndonesia.

Kepopularitasan novel ini takhilang begitu saja sejak debutnya sebagai novel bestsellerIndonesia, selanjutnya novel ini kembali berkiprah dan diangkat menjadi kisah dalam layar lebar. Walau diangkat dari novel, film ini juga mampu menarik banyak penonton dan menjadi inspirasi bagi para pembaca novel dan siapa saja yang menontonnya. Selain menyihir mata penonton dengan adegan-adegan yang amat mendramatisir, lugas, dan penuh dengan pelajaran pahit getir kehidupan, film ini juga menyusul kesuksesan novel yang telah diterbitkan sebelumnya.

Seperti ingin mengulang kesuksesan yang sama atau bahkan lebih, penulis asli novel Surat Kecil Untuk Tuhan Agnes Davonar akhirnya meluncurkan sebuah novel karya terbaru di tahun 2016 dengan judul yang sama yakni Surat Kecil Untuk Tuhan tetapi bertajuk edisi terbaru. Namun patut digarisbawahi, novel ini bukanlah karya remakedari penulisnya sebatas untuk menarik perhatian para pembaca. Akan tetapi, novel ini merupakan novel yang memiliki perbedaan pada cerita, latar belakang, dan juga alurnya, hanya saja ini cerita baru dengan judul yang sama.

Sekilas Agnes Davonar merupakan nama pena keluarga bersaudara yang memulai kariernya dari menulis blog antara tahun 2008-2009. Agnes berasal dari namanya sedangkan Davonar diambil nama dari adiknya. Bernama asli Agnes Li, perempuan yang lahir di Jakarta 8 Oktober 1990 dan Teddy Li, sang adik laki-laki yang lahir di Jakarta,7 Agustus 1992 merupakan anak dari pasangan mendiang Ng Bui Cui dan Bong Nien Chin. Mereka adalah Dua saudara yang besar dan tumbuh dalam lingkungan seni. Ayahnya adalah seorang penulis kaligrafi Cina sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang hebat.

Dari dua orang kakak beradik yang sukses menggapai puncak keemasan lewat dunia sastra ini, beragam karya telah diciptakannya. Bahkan, melalui novelnya yang selalu mengundang perbincangan publik, masyarakat kini mulai mengenal mereka sebagai salah satu penulis papan atas yang patut diapresiasi karyanya. Karya-karya mereka yang fenomenal dan kerap kali diadaptasi ke layar lebar, membuat nama mereka kian harum seiring karyanya yang semakin banyak menjamur di hati masyarakat.

Memulai kariernya sebagai penulis amatir di sebuah blog, siapa sangka mereka mampu berkembang dengan sangat cepat menjadi penulis yang besar hingga mampu melahirkan banyak buah karya yang memikat. Dua kakak beradik ini telah melahirkan banyak cerita online yang begitu dekat dengan kehidupan pembacanya. Lebih dari sejuta pembaca telah melihat karyanya lewat situs pribadinya www.agnesdavonar.net. 

Terlepas dari itu semua, selain dikenal sebagai blogger papan atas Indonesia dengan sejumlah prestasi internasional, mereka juga dikenal sebagai penulis novel best seller yang telah melahirkan 9 novel fisik dan 2 biografi sukses yang diakui di beberapa Perpustakaan Universitas Asia dan Australia sebagai koleksi resmi.

Secara keseluruhan, novel ini sangat baik untuk dibaca oleh segala usia. Bahkan, novel ini kiranya amat cocok untuk dijadikan bacaan anak sebelum tidur. Dengan balutan latar dan alur yang indah, kisah ini seolah berhasil membolak-balikkan perasaan pembaca. Betapa tidak, dari cerita yang amat segar dengan menghadirkan permasahan umum yang belum terlihat titik terangnya dan terkesan masih melayang, novel ini mampu mengeksplor jalan cerita yang kompleks dan disusun apik sehingga tanpa disadari dapat menyajikan kisah yang mendalam tentang perjuangan hidup dua orang bersaudara dalam menghadapi ganasnya kehidupan metropolitan. Selain itu, dalam novel ini penulis juga mengangkat tema perdagangan organ atau organ traffickingdan eksploitasi anak yang santer terdengar di telinga masyarakat sebagai topik pembicaraan yang menjadi konsen utama dalam menemani pembacanya selama membaca.

Hal ini dapat secara langsung ditemukan pada beberapa tempat dari novel yang mengindikasikan pemunculan organ traffickingdan eksploitasi anak sebagai ide pokok cerita yang mengacu dan mengarahkan arahnya jalan cerita untuk menyajikan berbagai peristiwa sebagai kisah inspiratif yang terilhami dari kisah nyata. Di bawah ini merupakan salah satu kutipan yang mengungkapkan kehadiran organ traffickingsebagai tema cerita yang melatarbelakangi segala peristiwa selanjutnya.

Om Rudy menerima telepon dari suara misterius yang ada di pesawat telepon rumahnya. Penelpon itu berkata bahwa ia membutuhkan dengan segera donor jantung anak-anak, usia 8-10 tahun dengan kondisi bagus. Si penelpon meminta Om Rudy untuk mencarikan donor sesuai kriteria tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun