Saya menghampirinya, saya lepas tali tampar itu langsung, brukk...tubuhnya jatuh ke lantai yang sudah bergenang darah. Saya usap seluruh darah di wajahnya, saya yakin Fatma tidak akan menyakiti dirinya sendiri, ini pasti perbuatan seseorang terhadap Fatma.
Hanya tangis yang bisa saya lakukan, rasa bodoh dan penyesalan itu datang lagi kala melihat Fatma yang sudah tidak bernapas. Saya kehilangan belahan jiwa, saya kehilangan separuh hidup saya, saya kehilangan wanita cantik saya, saya kehilangan Fatmawati.
***
"Fatma, maafkan saya, lagi..."
***
SEMENTARA KITA SALING BERBISIK
sementara kita saling berbisik
untuk lebih lama tinggal
pada debu, cinta yang tinggal berupa
bunga kertas dan lintasan angka-angka
ketika kita saling berbisik