"I will discuss this with the other characters"
(Saya akan merundingkan ini bersama tokoh - tokoh yang lain)
Jenderal itu tak memberi jawaban sama sekali dan hanya menatap saya dengan diam. Saya segera berlalu melewati jenderal itu dan para pasukannya yang ada di dalam markas.
"Soekarno...", suara Fatmawati yang masih lemah itu sangat terdengar jelas di telinga saya.
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Fatma"
"Terima kasih, Soekarno", ucapan lembut diiringi senyuman cantik itu membuat air mata saya menetes. Sangat bahagia memiliki Fatmawati disisi saya.
***
15 Agustus 1945
Kediaman Soekarno tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.
Hari baru menyambut lagi dan lagi. Aku melihat Fatmawati yang masih lemah berbaring diatas kasur. Saya usap rambutnya sesekali menyisipkan ke belakang telinganya. Saya biarkan dia beristirahat karena melalui hari yang berat.
Rapat terselenggara di kediaman ini juga, tak lain adalah rapat membahas proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Rapat tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh perjuangan bangsa. Ketegangan mengisi seluruh suasana rapat itu.