"Terima kasih Den, padahal tidak apa biar bapak pulang naik Angkotan Umum saja." Ucap Pak Jaka merasa tidak enak.
"Terima kasih kembali Pak, tidak apa biar Pak Arto saja yang mengantar bapak, lagian ini sudah larut malam, angkutan umum mungkin sudah tida ada Pak." Ucapku yang menyakinkan Pak Jaka agar mau di antar oleh Pak Arto.
Aku berusaha mengantar Pak Jaka ke depan sementara Bi Oni masih duduk terdiam sambil sesekali meneteskan air mata.
"Apa kalian keluarga Pasien?" Tanya seorang Dokter yang baru saja keluar dari ruang IGD.
"Iya, saya orang tuanya." Sahut Bi Oni yang memberitahu kepada Dokter bahwa dia orang tua Pasien itu.
"Saya harus berbicara dengan ibu, ibu ikut ke ruangan saya!" Kata Dokter yang meminta Bi Oni untuk ikut ke ruangannya.
Bi Oni pun berjalan mengikuti Dokter itu, dan sampailah di sebuah ruangan yang tak jauh dari ruang IGD tersebut.
"Maaf saya harus memberitahu ini, Luka yang di alami Pasien sangat parah dan membutuhkan Darah yang begitu banyak tapi Alhamdulillah stok darah yang sama dengan pasien tersedia di rumah sakit kami, setelah kami melakukan transfusi darah Pasien sempat kehilangan detak jantungnya, dan kami segera melakukan Defibrilator dan setelah 3 kali kami melakukannya Alhamdulillah detak jantung Pasien normal kembali, tapi ibu jangan khawatir ya pasien sekarang sedang mengalami koma, kita doakan saja semoga pasien cepat membaik." Jelas Dokter.
"Ya Allah, baik terima kasih Dok." Sahut Bi Oni yang mencoba tetap sabar.
"Bi apa kata Dokter?." Tanyaku yang langsung menghampiri Bi Oni yang terlihat lemas berjalan.
"Si Non koma den." Sahut Bi Oni lemas.