Mohon tunggu...
Suci Mulyati
Suci Mulyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Jeda

12 Agustus 2022   06:00 Diperbarui: 12 Agustus 2022   06:09 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku mohon beri aku kesempatan untuk menjelaskan semua ini." Kata Risma memohon,

"Jujur aku tidak suka kamu berpacaran dengan Angga Az, aku kasihan dengan kamu, kamu terus saja menangis saat Angga mengabaikan kamu, bahkan ketika kamu berpacaran dengan Angga apa kamu sering mendapatkan perhatian dari dia, tidak kan? aku peduli sama kamu Az, aku tidak ingin sahabat ku terus saja menangis dan berjuan sendiri untuk cintanya sedangkan dia, dia sama sekali tidak memperdulikan kamu, dia jadian dengan kamu hanya kasihan, dia tidak mencintai kamu Az, aku ingin agar kamu bisa melupakan Angga dan menemukan orang baru yang bisa membahagiakan kamu, dengan aku membunuh Angga aku yakin kamu bisa melupakan Angga, tapi semua itu gagal ." Ucap Risma yang menjelaskan Rencana sebenarnya.

Sebuah pengakuan yang sangat menyakitkan untuk aku dengar, Aku sadar waktu itu aku hanya kasihan dengan Azka dan ternyata gadis ini begitu sangat mencintai aku hingga dia rela menyelamatkan aku dari rencana Risma, dan dia mengorbankan nyawanya untuk aku.

Ekspresi Azka seketika berubah Air mata terus saja mengalir di kelopak matanya. "Maafkan aku Az, aku mohon maafkan aku." Kata Risma seraya mendekat dan memeluk Azka.

Kedua sahabat ini berpelukan dan saling melepa rindu, aku tahu seorang Azka bukanlah seorang pendendam.

"Tolong maafkan aku" Ucap Risma lagi.

"Aku sangat merindukan kamu Ris, sudah jangan menangis, ini yang aku ingin dengar, Ikhlaskan aku." Ucap Azka tersenyum.

" Angga, aku minta maaf jika aku terlalu mencintai kamu, sehingga kamu terpaksa membalas cinta aku, maafkan aku, aku sudah menyusahkan kamu, sekarang kamu bebas aku tidak akan memaksa kamu untuk mencintai aku dan kamu berhak bahagia bersama orang yang kamu cintai, terima kasih kamu sudah mencoba mecintai aku meski aku tahu kamu hanya kasihan kepada aku, terima kasih atas semuanya, Ikhlaskan aku." Ucap Azka tersenyum.

"Tidak, seharusnya aku yang harus minta maaf, aku telah mengabaikan orang yang sangat mencintai aku, aku ingin kamu sembuh dan kita memulai lembaran baru, aku sayang kamu." Ucapku seraya meneteskan Air mata.

"Tidak semua ini sudah terlambat, Ikhlaskan aku dan aku mohon kamu lupakan aku dan angap saja aku tidak pernah hadir dalam kehidupan kamu." Kata Azka yang mebuat aku semakin menyesal.

Perlahan Azka mengilang, tangan Risma mencoba menggenggam tangan aku dan aku membuka mata mendapati Azka masih terbaring.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun