Mohon tunggu...
Suci Mulyati
Suci Mulyati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Jeda

12 Agustus 2022   06:00 Diperbarui: 12 Agustus 2022   06:09 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak apa den, biar Bibi bisa menemani Non Azka." Sahut Bi Oni yang bersikeras ingin menjaga Azka. Begitulah Bi Oni, dia sangat menyayangi Azka, setiap kali Azka sakit Bi Oni selalu menjaga Azka menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri, sementara Kedua orang tua Azka mereka sibuk mengurus perusahaan bisnis mereka di luar kota, saking sibuknya mereka pulang 1 tahun sekali dan itu pun jika masalah bisnisnya cepat di selesaikan. Aku baru mengetahui kehidupan Azka setelah aku berpacaran dengan dia, dulu aku tidak pernah memedulikan kehidupan Azka entah dia akan tinggal bersama siapa itu tidak penting bagi ku, tapi Azka selalu peduli padaku dia selalu menanyakan aku sudah makan, aku sudah Solat, aku sudah ini, sudah itu bahkan aku sering di kirimkan makanan saat mamah harus pergi ke rumah nenek untuk menjaga nenek di Surabaya, Mamah selalu menitip pesan kepada Azka agar dia merawat aku, sungguh ini adalah sebuah penyesalan kenapa aku tidak membalas semua kebaikan dan semua perjuangan dia kepada aku, aku malah mengacuhkan dan mengabaikan, jujur waktu aku pertama kali jadian dengan Azka sebenarnya aku tidak mencintai dia sama sekali, aku tidak ingin berpacaran sama sekali, aku pernah mempunyai masa lalu kelam saat aku peduli dan begitu mencintai wanita ternyata wanita itu mengkhianati aku itu sebabnya aku tidak tertarik untuk memulai sebuah hubungan, jika kalian heran kenapa aku bisa berpacaran dengan Azka, aku hanya kasihan kepada dia, aku mendengar cerita dari Fadli jika Azka mencintai aku sejak kami menduduki bangku kelas X dan itu bisa aku rasakan ketika kami naik kelas XI, Azka selalu perhatian kepada aku, aku mencoba membalas cintanya, tapi hati ini masih sangat sulit untuk menerima siapa pun, jika di bilang terpaksa aku memang terpaksa waktu itu. Kini aku sangat merindukan sosok Azka yang selalu aku abaikan dia Azkaku, Azka istimewa ku, Azka yang sangat aku cintai, aku baru sadar ternyata selama ini aku mencintai Azka hanya saja rasa trauma selalu menghantui aku.

Jangan pernah kamu mengabaikan orang yang begitu tulus kepada kamu, dia hanya ingin kamu tahu jika kamu itu berharga bagi dia.

"Bibi sudah makan?" Tanyaku yang hampir saja lupa menanyakan perihal itu.

"Belum Den." Sahut Bi Oni yang masih terlihat lemas.

"Ya Allah Bi, kenapa belum makan? nanti Bibi sakit, aku beli dulu makanan ya untuk bibi." Sahutku cemas.

"Tidak usah den, Bibi gak mau makan, Bibi hanya ingin Non Azka sembuh." Sahut Bi Oni.

"Bi dengarkan aku, kalau Bibi sakit Azka ikutan sedih Bi, Nanti Azka gak sembuh-sembuh Bi, Bibi gak mau kan sampai itu terjadi? bibi makan ya!" Ucapku yang membujuk Bi Oni agar mau makan.

"Iya den, Bibi nanti makan, Bibi titip Non Azka ya, bibi mau pulang dulu bersih-bersih, nanti Bibi bawa makanan untuk kita makan ya." Sahut Bi Oni yang memutuskan untuk pulang dan membawa perlengkapan yang di butuh kan selama di rumah sakit.

"Baiklah Bi, Oh iya bi gak usah bawa makanan, Biar aku saja yang beli makanannya, bibi istirahat saja." Sahutku.

"Oh iya bi, Pak Arto ada di mana?" Tanyaku.

"Di Rumah den." Sahut Bi Oni yang masih duduk di kursi.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun