"Oh, buta ijonya bagaimana?"
Tama menyodorkan Jurnal Hantu. Ah ya, buta ijo keparat itu sedang mengamuk di dalam Jurnal Hantu. Sebuah paku menancap di kepalanya.
Gadis cantik di hadapanku mendehem. "Terima kasih banyak, Ray. Kau sudah menyelamatkan jiwaku."
Aku tersipu malu. "Tak apa."
"Maaf aku sudah menggigit lehermu."
"Tak apa..."
"Apa ada yang kau inginkan? Aku ingin membalas kebaikanmu."
"Ah, tak ada."
"Jangan begitu. Aku benar-benar ingin berterimakasih padamu."
Tama berbisik pada telingaku, "Minta kecupan, Den Ray."
Aku mencubit pipi Tama.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!