Mahkluk kegelapan terkurunglah kau di sini.
Abadilah dalam keheningan.
Wajah Ranko langsung menekuk aneh. Ia berteriak kesakitan dan tergulai lemas.
Sang buta ijo pun menampakkan diri di samping Ranko. Tubuhnya yang berwarna hijau begitu besar. Mukanya khas raksasa dengan mata merah membara. Rambutnya yang hitam dan kusut masai, terjurai hingga punggungnya. Belum lagi hilang rasa terkejutku, ia meninju dadaku. Tak hilang akal, aku langsung menusukkan paku ke atas kepalanya. Huek! Darah berwarna hijau langsung muncrat membasahi wajahku. Ia mencengkeram kerah kemejaku hingga kakiku tak menapak lantai. Lidahku kelu, tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun. Tapi, aku tetap membaca mantera dalam hati. Berulang-ulang hingga semuanya menjadi gelap...
***
Apakah aku mati? Apakah aku berada di surga? Gadis jelita di hadapanku pasti malaikat. Aku ingin terus menikmati pemandangan indah ini, tapi aku mengantuk sekali. Mataku pun terpejam.
"RAY! RAY!" Suara Tama yang menyebalkan sungguh mengganggu.
Aku tak peduli.
"RAY! BANGUN!" Tama menggoyang-goyangkan kedua bahuku.
Aku membuka kedua mataku dengan kesal. "Apa?"
"Akhirnya, kau sadar juga. Kau tak sadarkan diri selama 2 jam."