"Den Ray, apa masih lama ritualnya? Bapak sudah tak kuat menahan tenaga Non Ranko," keluh Pak Rangga.
"Ikat Ranko lebih kuat," perintah Tuan Kamizawa.
Ranko membanting dirinya ke samping. Dengan sekali sentakan, ia berhasil membebaskan diri dari jeratan tali rami. Kemudian, ia menghajar Tuan Kamizawa tanpa henti.
"MATI KAU. MATILAH KAU," kutuk Ranko. Pupil matanya tampak memutih. Ia seseram Sadako.
Dengan napas memburu, aku memeluk Ranko dari belakang. ADUH! Apa ini yang menimpa kepalaku? Aku melirik. Paku dari langit?
"Pakai paku itu, Ray," perintah Tama.
"Kau ini gila ya, Tam? Masa aku tusukkan paku pada kepala Ranko? Nanti ia mati," sungutku.
Tama menjitak kepalaku. "Cukup ditempel di dahi saja, manusia dungu!"
"Aku kan tak tahu. Dasar hantu kucing jutek," timpalku. Aku langsung menempelkan paku itu ke dahi Ranko sembari melafalkan mantera.
Makhluk kegelapan kembalilah ke asalmu.
Aku membebaskanmu dari perjanjian terkutuk.