Mohon tunggu...
Shanan Asyi
Shanan Asyi Mohon Tunggu... Dokter -

Seorang dokter umum sekaligus penulis jurnal kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat untuk Presiden

21 Maret 2017   02:49 Diperbarui: 21 Maret 2017   12:00 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sebelumnya kamu ingin mengutarakan pembelaan.”

Andi hanya terdiam.

“Saya ingin bertanya terlebih dahulu. Kamu dengar-dengar merupakan anak yang cukup bermasalah ya, apa betul?”

Andi masih terdiam.

“Guru-guru disini sering membicarakan kamu tentang kamu anak geng motor, pernah memukul teman hingga berdarah, serta sering bolos sekolah.”

Andi masih terdiam. Dia sudah tau tentang pembicaran mengenai dirinya dari Zufron. Ayah Zufron adalah seorang guru disekolah ini dan ayahnya pernah menanyakan tentang kebenaran dari hal tersebut pada Zufron.

“Kamu mau bicara?”

Andi masih diam.

“Pok!”

Kholid memukul mejanya. Dia sudah sangat tak tahan lagi dengan kelakuan muridnya ini. Tidak datang tiga kali tanpa keterangan, lalu kini ketika ditanya malah membisu.

“Be, be, begini pak.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun