Kholid mendengar ucapan istrinya dan memilih untuk mengiyakannya, ia pun segera bergegas untuk tidur.
****
Minggu depannya di hari yang sama, hal yang tidak diinginkan kembali terjadi. Andi tidak ada di kursinya lagi. Melihat hal ini Kholid sudah benar-benar tidak tahan. Dia merasa muridnya ini benar-benar telah mengabaikannya.
Esoknya Di dalam kelas Kholid tidak lagi menyuruh Andi berdiri dan menegurnya. Andi yang semenjak dari awal jam pelajarannya sudah seperti bersiap untuk dimarahi dan ketakutan merasa heran dengan sikap dari Kholid. Andi pun merasa senang melihat dia tidak dipanggil.
Pada saat jam Istirahat, ketika sedang asyiknya jajan di kantin, Zufron teman Andi datang menghampirinya.
“Andi, kamu dipanggil Pak Kholid ke kantor.”
Wajah Andi yang tadi telah senang kembali menjadi gelisah. Dia tidak memiliki pilihan apapun saat ini. Dia harus ke kantor untuk bertemu Pak Kholid.
Setibanya di kantor, mereka berdua pun bertemu.
“Andi, kamu tau kan alasan saya memanggil kamu kesini.”
“Ya Pak.”
Andi menjawab sambil menunduk.