Mohon tunggu...
Shanan Asyi
Shanan Asyi Mohon Tunggu... Dokter -

Seorang dokter umum sekaligus penulis jurnal kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat untuk Presiden

21 Maret 2017   02:49 Diperbarui: 21 Maret 2017   12:00 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya kini sudah masuk ke tayangan tentang pidato kenegaraan Presiden. Kholid sudah siap mendengar baik-baik di sofa dengan diteman istrinya.

Pidatopun dimulai.

“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu, salam sejahtera rakyat Indonesia. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT.”

Seperti biasa diawali dengan pembukaan. Lalu kini menuju bagian isi.

“Sebelum saya memulai pidato saya kali ini, ada hal yang ingin saya sampaikan.”

Kholid penasaran.

“Ketahuilah seluruh rakyat Indonesia bahwa negeri kita ini sedang diberikan cobaan yang bertubi-tubi. Mulai dari bencana alam, kemiskinan, kenaikan harga minyak dunia dan masih banyak masalah lainnya. Selain itu negeri kita juga mengalami banyak keburukan dalam bidang pemerintahan. Mulai dari DPR yang tidur pada saat rapat, korupsi, serta penyuapan para hakim. Tidak hanya masalah pemerintahanan, masalah juga terjadi pada rakyat Indonesia mulai dari pembunuhan, mabuk-mabukan, narkoba, hingga pemerkosaan.”

Kholid masih mendengar dengan khidmat.

“Oleh karena itu saya ingin menyampaikan sesuatu kepada rakyat Indonesia. Berbenahlah. Janganlah lagi kita melakukan kekerasan, pembunuhan, perampokan, perzinaan, dan mabuk-mabukan. Untuk yang duduk di kursi pemerintah sadarlah. Kita dipilih dari suara mereka, jadi lakukanlah sesuai dengan apa yang seharusnya kita lakukan. Lakukanlah sesuai dengan apa kewajiban kita. Bukan dengan menjadi manusia kotor yang lalai dalam tugas. Bukan menjadi tikus yang memakan uang rakyat.

Saya menyampaikan ini mewakili hati seluruh rakyat Indonesia. Beberapa hari yang lalu ada surat yang masuk ke Istana dan ditujukan pada saya. Saya akan membacakannya sekarang.”

Kholid mulai merasa mungkin ini merupakan sesuatu yang pernah dia tanyakan dalam hatinya sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun