Aku segera mengenali kotak hitam itu. " Kalau yang itu?" ...............( dan seterusnya hingga ke)
Aku merasa kenal dengan kotak hitam itu, tetapi merasa kenal saja tidak cukup. Aku perlu mengecek isinya. Karena itu aku mencoba mengenal sosok Wanita Ali dengan harapan bisa mengetahui dari mana ia mendapatkan kotak itu. Kuputuskan untuk mengunjungi toko emas Wan Ali setiap hari, dan diam-diam aku mewawancarai dua pegawainya.
Pegawai pertama yang kuwawancarai bernama Nurida, ia bekerja di sana bersama Yadi, suaminya, seorang lulusan IT dari universitas medioker yang kini berprofesi sebagai kasir Toko Wan Ali dan gemar menyapa pelanggan dengan cerita anehnya ia selalu memulainya dengan kalimat, " kau pernah dengar cerita tentang ". ............( dan seterusnya hingga ke) Pendapat paling masuk akal datang dari Maimunah, istri Wan Ali: wanita berdarah Sunda---Jawa yang mengaku lahir dan besar di Kampung Melayu, Jakarta. Ia tanpa sungakan menceritakan kebobrokan Wan Ali dan tak bisa berhenti bahkan saat suaminya mendatangi kami. " Badan kerempeng begini pengin kawin lagi. Muke gile. Ditiban juga mati. " ...........( dan seterusnya hingga ke) aku bisa menikmati nya seperti menikmati lenong atau komedi tunggal Rowan Atkinson. ( dari halaman 14-20 )
Setelah mengalami sorot balik, cerita berlanjut pada kehidupan tokoh Aku yang sekarang. Tokoh Aku di tegur oleh si penjaga warung, yang ingin memberikan uang kembalian. Seperti pada kutipan berikut.
Penjaga warung menegurku, memberi uang kembalian. Cukup, aku punya waktu 23 jam 40-an menit untuk mengumpulkan beberapa orang yang bisa membantuku mengambil kotak hitam milik Wan Al. ......( dan seterusnya hingga ke).. Kutarik tuas kopling, mengganti persneling, dan melepas tuas kopling pelan-pelan sambil memikirkan Kik. ( dari halaman 20-21 )
*Latar/Setting ( Tempat, Waktu, dan Suasana)
*Latar Tempat
a.) Di Warung : Kututup putaran gas Cortazar di muka warung seberang toko incaran, lalu aku membeli teh hijau kemasan, sebungkus rokok, dan dua sabun batangan.
b.) Di Toko Wan Ali :Â Aku tahu karena ulang tahunnya bertepatan dengan kedatanganku ke tokonya untuk pertama kali. Saat itu ia memberiku sepotong brownis dan kurma sebesar ibu jari. Orang-orang memanggilnya Wan Ali.
c.) Di rumah Kik : Sampai kira-kira dua bulan lalu kik masih pacarku. Suatu siang aku datang ke rumahnya dan kusuruh ia pacaran saja dengan Njet,
d.) Di rumah Gaspar ( Aku) : Sesampaiku di rumah, ada tiga pesan dari Kik di ponsel.